Tinjau Pelabuhan Kalabahi dan Laurentius Say, Menhub Instruksikan Layanan Tol Laut  Dioptimalian

by
Menhub Budi Karya Sumadi (tengah) saat meninjau pelabuhan Kalabahi di Kabupaten Alor NTT, untuk memastikan kinerja Tol Laut berjalan maksimal.

BERITABUANA.CO, SIKKA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau pelabuhan Kalabahi di Kabupaten Alor dan Pelabuhan Laurentius Say di Maumere, Kabupaten Sikka di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (14/1/2022) menginstruksikan layanan kapal tol laut terus dioptimalkan.

“Kapal tol laut hadir untuk memastikan distribusi logistik dapat menjangkau daerah terpencil dan terluar seperti Alor, Maumere, dan daerah lainnya secara berkelanjutan,” ujar Menhub.

Menurutnya, ada sejumlah upaya yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan layanan kapal tol laut, yaitu: mempercepat waktu sandar dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya dan mengoptimalkan pemanfaatan layanan digital kapal tol laut kerja sama Kemenhub dengan BRI.

“Keberadaan Kapal Tol laut sudah menjadi kebutuhan masyarakat NTT. Dengan mempercepat waktu, pergerakan kapal akan lebih cepat, biaya lebih efisien, dan mencegah keterlambatan kedatangan kapal. Yang tadinya satu trayek bisa 14-20 hari, bisa dipangkas menjadi 10 hari,” jelas Menhub.

Menhub mengemukakan, salah satu upaya yang dilakukan untuk mempercepat waktu pergerakan kapal tol laut adalah dengan menambah sejumlah fasilitas kepelabuhanan, misalnya untuk kegiatan bongkar muat. Sehingga pergerakan kapal dari satu daerah ke daerah lainnya bisa lebih cepat.

Kemudian, lanjut Menhub, terkait pemanfaatan layanan digital dengan adanya kerja sama antara Kemenhub dengan Bank BRI telah mengintegrasikan aplikasi Sitolaut dengan layanan perbankan digital dari BRI.

“Ini adalah upaya kita untuk menjangkau end user atau pedagang terkecil (UMKM), yang berada di daerah yang dilayani oleh rute tol laut. Mereka bisa pesan barang langsung, semudah kita memesan makanan melalui aplikasi digital. Ini akan menghindari monopoli dari pihak-pihak tertentu yang membuat harga-harga barang dari tol laut ini tidak kompetitif,” tandasnya.

Selain itu, ia juga meminta untuk membagi peran antara kapal-kapal swasta komersial dengan kapal tol laut bersubsidi. “Kita juga harus memberikan dukungan agar kapal-kapal swasta bisa lebih kompetitif. Dengan adanya kapal bersubsidi, kita tidak menghilangkan yang komersial. Kapal komersial turut melayani distribusi logistik, sehingga kapal-kapal bersubsidi bisa melayani ke tempat-tempat lainnya yang lebih membutuhkan,” papar Menhub, seraya menyebutkan pelabuhan Kalabahi, Alor saat ini melayani trayek tol laut yaitu T-14, dengan trayek: Tanjung Perak-Larantuka-Lembata-Kalabahi-Tanjung Perak.

Dalam kesempatan itu, Menhub meminta jajarannya bersama operator kapal untuk terus mengoptimalkan muatan kapal perintis bersubdisi yang yang melayani angkutan penumpang maupun barang.

Disamping itu, Menhub juga meminta pemerintah daerah untuk mengoptimalkan komoditi lokal sebagai upaya meningkatkan muatan balik. Hal ini perlu dilakukan untuk menyeimbangkan antara biaya subsidi yang sudah dikeluarkan (cost) dengan besaran muatan yang diangkut.

“Saya apresiasi di Pelabuhan Maumere ini sudah ada muatan balik yang sama banyaknya dengan muatan datang. Ini bisa jadi contoh pelabuhan-pelabuhan lainnya,” ujar Menhub, seraya berharap edepannya semakin banyak rute-rute perintis dapat meningkat menjadi rute komersial.

“Kami terus mendorong pemerintah daerah dan operator kapal dalam hal ini PT Pelni, untuk bersama-sama memikirkan upaya mengoptimalkan muatan kapal-kapal perintis ini,” tambah Menhub, yang dalam kesempatan peninjauan itu turut hadir Bupati Alor Amon Djobo, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo dan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Capt. Mugen Sartoto. (Yus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *