Dukung Program Gubernur NTT, Pemkab TTU Terus Regenerasi Tenun

by
Para penenun saat melaksanakan pelatihan

BERITABUANA.CO, KAFAMENANU – Dalam rangka mendukung program Gubernur NTT, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Utara (TTU) terus melakukan regenerasi, salah satunya tenun.
Hal ini dibuktikan dengan pelatihan pembuatan tenun oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten TTU selama tiga hari, terhitung sejak 1-3 Desember 2021 di Hotel Ariesta.

Kabid kelembagaan dan pengawasan Dinas Koperasi dan UMKM, Yosef Sanak yang ditemui usai acara penutupan, Jumat (3/12/2021) mengatakan, pelatihan tenun ini sebagai bentuk dukungan terhadap program Gubernur NTT.

“Kita tidak mau budaya tenun hilang secara perlahan, ini harus diberdayakan dan terus diperkenalkan kepada kaum milenial, sehingga ada generasi berikut,” jelas Yosef Sanak.

Budaya Tenun NTT khususnya Kabupaten TTU, kata Yosef Sanak, sangatlah menonjol sehingga perlu diselamatkan dari kepunahan.

“Gubernur menjadikan ini programnya, karena tidak mau tenun yang sudah dikenal dunia, hilang begitu saja, hanya karena tidak ada lagi generasi,” papar Yosef Sanak.

Dikatakan Yosef Sanak, tenun ini sebenarnya kerjasama dengan Dekranasda, kebetulan ada bantuan dana dari Pusat, sehingga dipergunakan untuk berdayakan kelompok-kelompok pra koperasi.

“Dana dipakai untuk vocation seperti ini, sehingga ada hasilnya. Jangan hanya diberikan teori-teori saja,” tambah Yosef Sanak.

Diakui Yosef Sanak, dengan keterbatasan dana yang diberikan, sehingga hanya dapat melibatkan 17 kelompok tenun atau 70 penenun, dari ratusan kelompok tenun ikat yang ada di Kabupaten TTU.

“Kita berharap, mereka yang mendapat pelatihan ini, bisa menjadi guru bagi penenun Milenial,” harapYosef Sanak.

Pada kesempatan yang sama, Norma Nefafai, pelatih Tenun mengatakan, pelatihan ini diberikan mulai dari awal dalam bentuk benang sampai siap untuk dipasarkan.

“TTU memiliki harta tak ternilai berupa tenun. Ada empat motif yang dikenal, yaitu Buna, Sotis, Ikat dan Mafauf. Yang paling mahal motif Buna,” jelas Norma Nefafai yang didampingi Pelatih Cornelis Betanu.

Diakui Norma Nefafai, peserta juga diajarkan membuat bahan untuk pewarnaan alami, yang berasal dari kulit, kayu dan daun pohon tertentu, serta cara Fiksasi, sehingga kain tenun tidak luntur.

“Peserta harus bisa memahami pewarnaan, sehingga warna yang buram bisa dihidupkan dan mencolok. Tentunya mereka juga tahu bahan-bahan yang dipakai untuk pewarnaan tersebut,” tandas Norma Nefafai.

Menurut Norma Fefafai, fiksasi itu yang mengikat pewarnaan agar todak luntur, yaitu dari kapur, Tunjung, Tawas dan cuka.

“SDM penenun kami jangan diragukan, kendala hanya pada kondisi cuaca, kalau musim kemarau sangat menunjang, tapi kalau musim hujan harus cari solusi lain,” tambah Norma Fefafai.

Norma Fefafai berharap, dengan regenarasi tenun yang ada, program Gubernur NTT bisa terwujud dalam melestarikan budaya NTT. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *