Partai Gelora Beri Apresiasi Tiga Pahlawan Kekinian dari Berbagai Profesi

by
Diskusi Gelora Talk bertajuk 'Semua Bisa Jadi Pahlawan, Gelorakan Semangat Kepahlawanan', Rabu (10/11/2021) petang.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Ketua Umum DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta memberikan apresiasi kepada para pejuang yang layak disebut sebagai pahlawan dalam konteks hari ini atau kekinian.

Dikutip dari Channel Gelora TV, Jumat (12/11/2021), penyerahan apresiasi dilakukan Anis Matta di rumah bersejarah HOS Cokroaminoto di kawasan Peneleh, Surabaya, Jawa Timur, pada peringatan Hari Pahlawan, Rabu 10 Nopember 2021 lalu.

Penerima apresiasi tersebut adalah Abdul Majid Uno, pejuang disabilitas yang bergerak membantu perlindungan pemenuhan hak-hak disabilitas sesuai cita-cita Indonesia yang memastikan kesejahteraan bersama.

Kedua Rina Roselawati, pejuang sosial membantu masyarakat kecil dalam pengentasan kemiskinan dan gizi buruk dari tingkat RT hingga di kabupaten di Jatim.

Ketiga Titik Suwandari, pejuang ekonomi yang memperjuangkan, serta membantu pemberdayaan masyarakat kecil dan UMKM di Jatim.

Pejuang disabilitas Abdul Majid Uno menyampaikan terima kasih kepada Partai Gelora yang telah memberikan perhatian kepada nasib para penyandang disabilitas.

“Terima kasih kepada Ketua Umum, Pak Anis Matta dan kawan Partai gelora yang sudah memberikan apresiasi atas usaha-usaha yang kami lakukan untuk penyandang disabilitas,” kata Abdul Majid.

Dalam kesempatan ini, Abdul Majid menyerahkan buku karangan dirinya kepada Anis Matta yang akan dilaunching pada 3 Desember 2021 bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional.

Buku berjudul ‘Penghapusan Stigma dan Peran Partisipasi Pemuda Disabilitas Dalam Politik dan Demokrasi. ini, kata Abdul Majid, bercerita tentang peran pemuda disabilitas dalam politik dan birokrasi.

“Kita ingin berkolaborasi dengan Partai Gelora. Ini prototipe buku pertama yang kita cetak dan rilis, kita sampaikan dulu ke Pak Anis Matta, sebelum kita launching pada 3 Desember pada Hari Disabilitas,” ujarnya.

Atas kepedulian Partai Gelora kepada penyandang disabilitas, lanjut Abdul Majid, para penyandang disabilitas ingin berkolaborasi dengan Partai Gelora untuk membicarakan isu-isu disabilitas dalam konteks politik dan demokrasi.

“Harapan kami kader-kader Partai Gelora bisa duduk di Senayan untuk memperjuangkan hak-hak kita penyandang disabilitas untuk bersama-sama membangun Indonesia menjadi kekuatan lima besar dunia,” tandasnya.

Berdasarkan UU No. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, terdapat lima kategori disabilitas, yakni fisik, intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Adapun, berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen.

Sementara Pejuang UMKM Titik Suwandari mengatakan, dirinya telah membina ratusan UMKM di Jatim, terutama kaum perempuan agar tidak agar tidak berdiam selama pandemi Covid-19 diri dan bisa menopang ekonomi keluarga.

“Saya berdayakan kaum perempuan ini melalui zoom atau saya datangi langsung ke rumah. Tujuannya untuk membesarkan hati mereka, bisa menopang ekonomi keluarga dan tidak manja lagi. Kita dampingi mereka dengan alat-alat yang ada di rumah dan bahan dari daerah itu,” katanya Titik Suwandari.

Ia mengatakan, bahan-bahan yang ada di sekitar mereka bisa dimanfaatkan dan dapat memberikan nilai tambah ekonomi tertentu. Misalkan pelepah pisang bisa menjadi kerupuk, ubi bisa menjadi sereal pengganti dan suplemen minuman kesehatan dari buah-buahan.

“Buah-buahan bisa dijadikan serbuk nutrisari seperti yang dilakukan industri besar, kenapa UMKM kalah, Padahal dengan alat blender dan wajan itu sudah jadi. Contoh di Batu kita hadirkan Apel dengan segala variasinya, Nanas Blitar dan Mangga Probolinggo dengan segala variasinya. Ini salah satu langkah-langkah yang kita lakukan dalam memberdayakan UMKM,” paparnya.

Indonesia memiliki 65,5 juta UMKM pada 2019. Jumlah itu meningkat 1,98% dibandingkan pada 2018 yang sebanyak 64,2 juta unit. Jika dirinci, maka jumlah usaha mikro pada 2019 mencapai 64,6 juta. Sebanyak 798,7 ribu unit merupakan usaha kecil.

Menanggapi pemberitaan apresiasi ini, Anis Matta mengatakan, Indonesia saat ini memasuki dekade ketiga abad 21, dimana sedang menghadapi situasi yang tidak menentu, akibat krisis yang disebabkan pandemi Covid-19.

Sehingga yang bisa membuat eksis Indonesia dan tumbuh besar sebagai bangsa, apabila bangsa ini memiliki banyak pahlawan, dan yang membuat orang bisa menjadi pahlawan, adalah semangat berbagi, tidak peduli dari profesi atau jabatan apapun.

“Kita sering mendengar slogan, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, itu benar. Tapi ada kebenaran lainnya, bahwa bangsa besar itu, adalah bangsa yang semua warganya adalah pahlawan,” tegas Anis Matta. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *