BKKBN NTT Diminta Perkuat Kerja Kolaboratif

by
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat saat audiens dengan Kepala BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru

BERITABUANA.CO, KUPANG – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTT diminta untuk memperkuat kerja kolaboratif, dengan berbagai pemangku kepentingan, agar berbagai masalah berhubungan dengan kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) dapat teratasi.

Permintaan tersebut disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat audiens dengan Tim BKKBN NTT, di Ruang Kerja Gubernur, Kamis (11/11/2021).

“Masalah kependudukan dan KB, tidak dapat tertangani dengan baik, kalau berjalan sendiri, sehingga perlu kolaboratif dengan pemangku kepentingan lainnya,” tegas Viktor Laiskodat.

Menurut Viktor Laiskodat, semuanya harus dilibatkan, karena menyangkut persoalan kemanusiaan, untuk menghasilkan generasi penerus yang berkualitas. Harus juga dirumuskan sanksi sosial, bagi masyarakat yang membangkang.

“Saya suka dan beri apresiasi dengan cara Uskup Agung Kupang, yang siapkan kursi khusus dalam gereja, untuk keluarga yang malas timbang dan ukur berat badan anak di posyandu. Sementara yang rajin boleh duduk di kursi lainnya. Cara-cara seperti ini patut dicontoh, untuk mempercepat penanganan stunting,” tegas Viktor Laiskodat.

Sementara itu, Kepala BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru dalam kesempatan tersebut, melaporkan bahwa BKKBN NTT salah satu yang terbaik di Indonesia, terkait capaian Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21).
“Capaian pendataan BKKBN NTT, yakni mencapai 80,14 persen atau 1.123.934 Kepala Keluarga (KK) dari jumlah KK versi Dukcapil sejumlah 1.402.414 KK,” ujar Marianus Mau Kuru.

Diakuinya, metode pendataan yang dipakai adalah melalui formulir (85 persen) dan lewat smartphone (15 persen).

“Dari 3.353 Desa/Kelurahan sasaran, yang terdata adalah 3.324 atau 99,40 persen. Kabupaten dengan pendataan tertinggi di atas 99 persen adalah Nagekeo dengan 99,70 persen, Flotim dengan 99,61 persen, Ende dengan 99,58 persen dan Manggarai Timur mencapai 99,53 persen. Sementara capaian terendah adalah Kota Kupang dengan 67,02 persen,” urai Marianus Mau Kuru.

Dari pendataan itu juga, lanjut Marianus Mau Kuru, terungkap dari 623.734 Pasangan Usia Subur (PUS) tercatat ada sekitar 13,30 persen PUS yang menikah di bawah usia 19 tahun. Total PUS yang mengikuti KB modern dan KB Alamiah/Tradisional mencapai 39,9 persen. BKKBN juga menyatakan kesiapannya untuk meningkatkan kerja kolaboratif.

“Dari 4.296.522 jiwa yang terdata, ada sekitar 2.680.862 (62,40 persen) yang sudah miliki akta kelahiran dan sisanya atau sekitar 37,60 persen belum memiliki akta kelahiran,” tegasnya.

Pihaknya siap untuk melakukan kerja kolaboratif yang lebih maksimal, untuk menangani stunting, persoalan kependudukan dan keluarga berencana.

“Kita akan maksimalkan peran kader KB di Desa, agar bisa membangun semangat kolaboratif dengan kader PKK, bidan atau tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan di tingkat desa termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat,” pungkas Marianus Mau Kuru. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *