Fahri Hamzah: Pemberian Nama Jalan Kemal Ataturk Hanyalah Sebagai Bentuk Hubungan, Itu Saja!

by
Fahri
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pemerintah Turki menganugerahkan nama jalan di depan kantor Kedutaan Besar RI Ankara yang baru dengan nama Jalan Ahmet Soekarno. Berdasarkan asas resiprokal (saling berbalas), pemerintah Indonesia pun akan menganugerahkan nama jalan untuk Turki di kawasan DKI Jakarta.

Meski belum resmi, berembus kabar bahwa jalan tersebut akan dinamai Mustafa Kemal Ataturk. Kabar tersebut pun menuai polemik di masyarakat, karena sosok Kemal Ataturk disebut-sebut sebagai tokoh paham sekularisme di Turki.

Namun, hal itu berbeda pandangan dengan mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah yang justru mendukung pemberian nama Mustafa Kemal Ataturk.

Melalui akun Twitternya, @fahrihamzah, yang dikutip beritabuana.co, Kamis (21/10/2021) Fahri Hamzah mengatakan, sosok Kemal Ataturk dihormati dengan segala kurang lebihnya oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan masyarakat di sana.

Menurut dia, hal tersebut tidak jauh berbeda dengan sosok Soekarno yang juga diterima masyarakat dengan plus-minus kepemimpinannya. Selain itu, bagi Fahri Hamzah, pemberian nama jalan Kemal Ataturk hanyalah sebagai bentuk hubungan akrab antara Indonesia dengan Turki.

“Erdogan (Presiden Turki) menghormati Attaturk sebagai Bapak Turki Moderen sebagaimana Soekarno bagi Indonesia,” tulis Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora itu.

Apalagi, lanjut Fahri, Attaturk telah diterima dalam hall of fame bangsa Turki dengan segala kurang lebih seperti Sukarno dengan segala kurang lebih.

“Ia adalah nama yang dipakai untuk keakraban dua negara. Itu saja!” sebut politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.

Sementara itu pemilihan Kemal Ataturk untuk dipakai sebagai nama jalan di Jakarta menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat, khususnya Umat Islam. Kemal Ataturk memang dikenal sebagai Bapak Sekularisme Turki. Bahkan lebih dari itu Kemal Ataturk dikenal sebagai sosok yang tidak saja menumbangkan Ottoman Empire (Khilafah Utsmaniyah). Tapi juga sangat identik sebagai sosok yang antiagama. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *