Pemerintah RI Diminta untuk Lebih Waspada dalam Berkolaborasi dengan China

by
Gelora Talk bertajuk 'NKRI dan Ancaman Komunisme dalam Dinamika Geopolitik, Membedah Survei Median September 2021' yang disiarkan secara live streaming di channel YouTube Gelora TV, Rabu (6/10/2021).

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Mantan Duta Besar (Dubes) RI untuk China, Mayjen TNI (Purn) Sudrajat meminta pemerintah untuk lebih waspada dalam meneken kerjasama atau kolaborasi dengan pemerintah China.

“Terlebih baru-baru ini ada kebijakan baru yang telah diresmikan China yakni Local Currency Settlemen,” kata Sudrajat berbicara dalam Gelora Talk bertajuk ‘NKRI dan Ancaman Komunisme dalam Dinamika Geopolitik, Membedah Survei Median September 2021’ yang disiarkan secara live streaming di channel YouTube Gelora TV, Rabu (6/10/2021).

Dalam kebijakan itu, lanjut mantan Kapuspen ABRI ini, untuk konteks perdagangan dengan China akan menggunakan mata uang Yuan dan Rupiah. Apalagi saat ini kerjasama Ekonomi Indonesia dan China terus meningkat.

“Kalau kedekatan ekonomi ini tidak dibarengi dengan pemahaman politik antara Indonesia dengan China, ini akan terjadi ketimpangan, justru akan negatif bagi kita,” ungkap Sudrajat.

Sementara mantan BUMN Dahlan Iskan meminta seluruh elemen bangsa Indonesia bisa move on dari masa lalu. Artinya, semua kejadian sejarah tidak lebih dari sekadar catatan lembaran kertas.

“Nggak boleh terus mengenang masa lalu. Tidak boleh terus sentimen begitu. Karena kalau itu yang terjadi kita tidak akan pernah maju,” kata dia.

Lanjut Dahlan, temuan Lembaga Survei Media Survei Nasional (Median) yang mengungkapkan bahwa 46,4 persen responden di Indonesia masih percaya soal isu kebangkitan komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI) itu adalah tugas berat semua elemen bangsa untuk memastikan bahwa kekhawatiran terhadap kebangkitan komunisme tidak perlu lagi ada.

“Berarti tugas kita masih berat sekali untuk membawa Indonesia ini maju. Apalagi lima besar di dunia, karena 46 persen umat Islam itu umumnya umat Islam katakan begitu masih berorientasi pada masa lalu yang sama sekali tak ada gunanya,” tandasnya.

Hal senada disampaikan pengamat Politik dan Sosial Budaya Rocky Gerung yang menyebut bahwa ideologi komunisme sudah kehilangan patronnya atau pendukungnya di dunia. Ia menilai secara ideologi sebetulnya komunisme sudah selesai dalam sejarah.

Namun, menurutnya, fakta membuktikan masyarakat Indonesia masih takut terhadap kebangkitan komunisme, karena adanya kecurigaan terhadap visi komunisme.

“Komunisme itu kehilangan patron di dalam proyek dunia, tapi kita masih takut. Berarti ada visi di komunisme yang buat kita curiga terus,” ujar Rocky Gerung.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei MEDIAN Rico Marbun mengatakan, hegemoni China di Indonesia dan mesranya hubungan kedua negara, yang menyebabkan isu kebangkitan PKI atau komunisme kerap muncul setiap tahun, khususnya pada bulan September hingga Oktober.

“Cara berpikir mereka yang menganggap adanya hegemoni China di Indonesia itu karena dianggap sama paralel dengan komunis gitu,” kata Rico Marbun. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *