Raker Dengan BUMN, Intan PAN: Pelaku Usaha Ultra Mikro Harus Segera Dibantu

by
Anggota Komisi VI DPR RI F-PAN Intan Fauzi. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI, Intan Fauzi berpandangan terkait progres Perkembangan Pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) saat rapat kerja dengan Kementerian BUMN dan tiga entitas Holding Ultra Mikro (UMi) sore tadi.

Ia mengatakan, sudah saat para pelaku usaha ultra mikro mendapat perhatian dan bantuan agar dapat bekerja secara maksimal.

“Sudah saatnya para pelaku usaha ultra mikro dibantu. Holding UMi ini harus bisa menyasar lapisan bawah yang selama ini tidak terfasilitasi oleh perbankan,” kata Intan, di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Senayan, Rabu (22/9/2021)

Dalam kesempatannya itu, Intan menyatakan dukungan penuh atas rencana pembentukan BUMN sektor UMi – UMKM (Ultra Mikro-Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

“Saya tentu sangat mendukung ini karena tujuannya menghimpun potensi ultra mikro yang sangat besar di Indonesia,” tutur politikus PAN tersebut.

Dari data yang ada saat ini, sambung dia, usaha ultra mikro belum banyak terbantu. Selama ini para pelaku usaha ultra mikro meminjam dana dari rentenir, pinjaman online dan sebagainya.

“Mayoritas rakyat kita adalah pelaku usaha dengan modal sangat kecil atau bahkan tanpa modal serta sulit mendapatkan akses lembaga keuangan formal, ini pekerjaan rumah yang besar bagi kita,” papar legislator dari Dapil Depok-Bekasi ini.

Intan mengungkapkan, dari data yang ada, 46 juta pelaku usaha UMI masih membutuhkan dana tambahan. Rinciannya, hanya 20 juta yang dapat dilayani oleh lembaga keuangan formal dan 12 juta dilayani oleh rentenir dan keluarga atau kerabat serta 14 juta lainnya tidak mendapatkan akses pendanaan.

Lebih lanjut, kembali ke soal pembentukan Holding UMi, Intan Fauzi menekankan agar sinergi tiga BUMN yang tergabung dalam Holding UMi ini bisa lebih fleksibel untuk bisa diakses oleh pelaku usaha ultra mikro, sehingga dapat membantu usaha rakyat kecil. Apalagi banyak yang usahanya jatuh di saat pandemi.

“Tentu kita harapkan lebih fleksibel misalnya akses kredit karena pada umumnya pelaku ultra mikro dianggap tidak bankable utk prosedur pendanaan formal. Juga suku bunga kredit harus sangat rendah bagi mereka sehingga terjangkau,” tegasnya.

“Dengan jaringan BRI yang sudah ada sampai ke desa dan kampung dapat menjangkau usaha kecil secara luas,” pungkas Alumnus Nottingham University ini.

Untuk diketahui, hadir dalam rapat kerja itu, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Widjoatmodjo, Dirut PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Sunarso, Dirut PT. Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, dan Dirut PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) Arief Mulyadi. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *