Fahri Hamzah: Oposisi itu Berat Sayang, Biar Aku Saja

by
Waketum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Sindiran Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah terhadap partai politik (parpol) yang mengaku oposisi masih berlanjut. Kali ini sindiran Fahri mulai mengarah ke partai tempatnya bernaung dulu dengan menyebut ‘oposisi gaya doang’.

“Zaman pak SBY partaiku masuk kabinet, aku tetap ribut karena mandatku dari rakyat untuk bicara. Pimpinanku maklum. Tapi jaman pak Jokowi partaiku oposisi katanya, aku tambah ribut dong, wah pimpinanku gelisah. Inilah awal sengketaku,” sebut Fahri lewat akun Twitter-nya @Fahrihamzah yang dikutip, Rabu (1/9/2021).

Fahri yang juga mantan Wakil Ketua DPR RI ini pun mengutip teguran petinggi partainya saat itu, yang meminta dirinya untuk menjaga omongan -tidak melakukan kritikan terhadap pemerintah.

“”Tolonglah omongan agak dijaga, pimpinan ini kan pernah jadi bagian pemerintah, pasti ada salahnya, kalau ada apa-apa kan partai juga kena”, kata bos ku dulu,” kutipnya.

Namun teguran pimpinan partainya saat itu malah dibalas dengan pertanyaan alasan dirinya harus diam tidak boleh menkritik jalannya pemerintahan Jokowi saat itu.

“Kataku, “Kenapa kalian yg bermasalah aku harus diam mengatakan kebenaran sebagai wakil rakyat?” ujarnya.

Ditegaskan Fahru bahwa oposisi punya imunitas. Tetapi oposisi tanpa keberanian berbeda secara subtantif dan tanpa keberanian menggunakan hak-hak yang melekat, hanyalah omong kosong.

“Oposisi pencitraan seperti ini nggak ada gunanya. Karena ujungnya selalu kompromi. Kita rakyat ditinggal sendiri. Trus kita yang belum dapat mandat rakyat ini dipersalahkan karena nggak oposisi, lah caranya gimana? Pertama caranya gimana, kedua akibatnya siapa yang tanggung sementara kalian yang digaji besar-besar dengan kekebalan kok adem ayem? Mana suara kalian? Mana gebrakan yang menggetarkan?” sindirnya.

Bahkan, Fahri menyebut oposisi yang dijalankan partai lamanya waktu itu dan hingga saat ini, hanya oposisi gaya doang, hanya andalannya media sosial (medsos).

“Lah apa guna suara rakyat yang ada pada kalian? Nanti bilang “kami minoritas, kalah voting”, yah minta mayoritas mau berapa pemilu lagi? Maunya besar tanpa ide akhirnya minta suara lagi. Sudah nggak berani, nggak ngerti, nggak kreatif juga! Oposisi itu berat sayang, kamu nggak sanggup, biar aku aja,” tutup politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *