Fahri Hamzah Sebut Golbal Warming dan Covid-19 Peringatan Alam

by
Waketum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah. (Foto: Dokumen Pribadi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Lembaga meteorologi dunia (WMO) merilis fakta bahwa suhu bumi pada tahun 2020 menjadi salah satu dari 3 tahun terpanas yang pernah tercatat. Meluasnya suhu permukaan laut di atas rata-rata karena pemanasan global atau global warming, yang saat ini sudah mencapai 1,2 derajat celcius, lebih tinggi daripada tahun 1850-an.

Menanggapi rilis WMO ini, Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah melalui keterangan tertulisnya, Kamis (12/8/2021) berharap dalam hal ini negara harus memenangkan pertarungan melawanan kaum konservatif yang tidak percaya bahwa global warming itu adalah satu realitas atau kenyataan.

“Kita harus memenangkan pikiran bahwa dunia ini memang semakin rusak. Tidak saja global warming di masa depan, tetapi berakhirnya wabah atau pandemi virus corona atau Covid-19 ini juga adalah peringatan alam semesta terhadap kecenderungan perilaku manusia yang makin tidak sehat bagi lingkungan,” sebut dia.

Fahri mengungkapkan, pengerusakan alam, eksploitasi besar-besaran yang tidak mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan, seperti penggundulan hutan, pengotoran laut, pengerusakan sungai, termasuk pengerukan mineral yang masif dimana-mana, merupakan sumber kerusakan yang harus diwaspadai di masa yang akan datang.

“Meskipun kita juga tidak boleh mengalamatkan kesalahan ini murni pada kita negara-negara berkembang, yang sebenarnya sering merupakan korban dari eksploitasi lingkungan kaum pemilik modal,” ujarnya.

Indonesia, menurut Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 ini, harus punya pertahanan untuk tetap mengatakan dan meminta pertanggungjawaban mereka bahwa lingkungan yang rusak ini adalah tanggung jawab besar dari kapitalisme lama yang berkembang di barat dan kapitalisme baru yang berkembang sekarang di Asia, terutama di China.

“Jadi, Indonesia harus berdiri tegak dengan pendirian kaum saintis, tapi pada saat yang bersamaan harus bijak untuk tidak kembali menjadi korban dari kebijakan global yang hanya mementingkan kepentingan sepihak,” tegas Fahri Hamzah.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa pada tahun 2020 merupakan tahun terpanas kedua berdasarkan pengamatan dari 91 stasiun BMKG. BMKG menunjukkan suhu rata-rata permukaan di Indonesia pada tahun 2020 lebih tinggi 0,7 derajat celcius dari periode referensi tahun 1981–2010.

“Situasi tersebut memicu pergeseran pola musim dan suhu udara yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi, salah satunya kebakaran hutan dan lahan yang tidak hanya dipengaruhi kondisi kekeringan ekstrem, tetapi juga menyebabkan peningkatan emisi karbon dan partikular ke udara,” papar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan persnya, Minggu (8/8/2021). (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *