Ketua DPD RI: Vaksinasi Massal Jangan Jadi Klaster Baru Corona 

by
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti

BERITABUANA. CO, SURABAYA – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengingatkan kepada seluruh penyelenggara vaksinasi agar mengantisipasi terjadinya kerumunan massal — agar tidak terjadi kluster baru Covid-19.

Kerumunan itu terjadi, kata LaNyalla, karena tingginya antusias warga untuk mengikuti vaksinasi massal. Sebagai contoh yang terjadi Polrestabes Medan di GOR Pemprov Sumatera Utara, Selasa (3/8/2021). Di mana, warga bahkan rela berdesakan untuk masuk ke lokasi.

“Sebaiknya penyelenggara vaksinasi mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat. Jangan sampai karena persiapan tidak maksimal membuat program vaksinasi menjadi klaster baru Corona karena terjadinya kerumunan,” kata LaNyalla saat reses di Jawa Timur, Kamis (5/8/2021).

LaNyalla, dalam keterangan tertulisnya menyarankan agar pelaksanaan vaksinasi tidak dilakukan terpusat dalam satu hari.

“Kalau kuota dalam sehari di satu lokasi langsung besar, otomatis akan ada banyak orang datang. Kita memang sedang mengejar vaksinasi, tapi lebih baik disebar ke sejumlah lokasi. Polrestabes bisa memanfaatkan Polsek-polsek sehingga peserta tidak membludak dalam satu waktu di satu lokasi,” ucap Senator asal Jawa Timur itu.

LaNyalla mengingatkan, Medan masih menjadi salah satu kota yang menerapkan PPKM Level 4. Oleh sebab itu, Ia mengimbau penyelenggara betul-betul memperhatikan protokol kesehatan (prokes), dalam pelaksanaan vaksinasi.

“Bhabinkamtibmas bisa membantu menjelaskan kepada masyarakat bahwa ada pendataan calon penerima sebelum vaksinasi dilakukan. Pihak kepolisian daerah juga bisa menerapkan metode jemput bola kepada masyarakat untuk menghindari penumpukan warga,” sebutnya.

LaNyalla juga meminta Polrestabes memfasilitasi warga yang sudah datang ke GOR Pemprov Sumut namun tidak mendapat kuota vaksinasi.

“Pastikan mereka menerima vaksin di kemudian hari, dengan diatur jadwal dan lokasi pelaksanaannya,” tuturnya.

Mantan Ketua Umum PSSI itu juga menyesalkan terjadi jual beli formulir vaksin yang dilakukan sejumlah oknum. Padahal pelaksanaan vaksinasi dengan kuota 4.000 orang hari itu sudah melalui pendataan.

Ia pun pun meminta aparat kepolisian mengusut pelaku yang menjual belikan formulir vaksinasi Covid-19 sehingga turut membuat warga berbondong-bondong ke GOR Pemprov Sumut. Formulir vaksinasi diketahui dijual seharga Rp 5 ribu dengan dalih sebagai biaya fotokopi.(Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *