Periode Maret 2011-2021, Tingkat Kemiskinan di NTT Alami Fluktuasi

by
Kepala BPS Provinsi NTT, Darwis Sitorus

BERITABUANA.CO, KUPANG – Secara umum, pada periode Maret 2011 – Maret 2021, tingkat kemiskinan di Provinsi NTT mengalami fluktuasi, baik dari sisi jumlah maupun persentase.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Darwis Sitorus saat jumpa pers virtual, Kamis (15/7/2021).
“Kenaikan tingkat kemiskinan yang paling besar terjadi pada Maret 2015, yaitu meningkat sebesar 3,01 persen poin atau 167,96 ribu orang, terhadap September 2014,” jelas Darwis Sitorus.

Menurut Darwis Sitorus, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode tersebut, dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat kenaikan harga bahan bakar minyak. Setelah kenaikan yang sangat tinggi pada Maret 2015, tingkat kemiskinan di Provinsi NTT selanjutnya perlahan bergerak turun.

“Akan tetapi, adanya pandemi Covid-19, mengakibatkan tingkat kemiskinan
kembali naik, yaitu menjadi 20,90 persen atau 1.153,76 ribu orang pada Maret 2020 dan menjadi 21,21 persen atau 1.173,53 ribu orang pada September 2020,” aku Darwis Sitorus.

Selanjutnya, tambah Darwis Sitorus, perekonomian yang berangsur-angsur mulai pulih mengakibatkan tingkat kemiskinan di Provinsi NTT terlihat perlahan menurun, yaitu menjadi 20,99 persen (1.169,31 ribu orang) pada Maret 2021.

Darwis Sitorus mengatakan, jumlah penduduk miskin di Provinsi NTT pada Maret 2021 mencapai 1.169,31 ribu orang. Jika dibandingkan September 2020, jumlah penduduk miskin menurun 4,22 ribu orang, sementara jika dibandingkan dengan Maret 2020, jumlah penduduk miskin juga meningkat sebanyak 15,55 ribu orang.

“Persentase penduduk miskin pada Maret 2021 tercatat sebesar 20,99 persen, menurun 0,22 poin terhadap September 2020 dan meningkat 0,09 persen poin terhadap Maret 2020,” papar Darwis Sitorus.

Selanjutnya Darwis Sitorus menjelaskan, berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2020 – Maret 2021, jumlah penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan masing-masing turun sebesar 0,12 ribu orang dan 4,1 ribu orang. Begitu pun dengan tingkat kemiskinan, mengalami penurunan baik di perkotaan maupun perdesaan.

“Pada periode tersebut, tingkat kemiskinan di perkotaan turun dari 8,76 persen menjadi 8,60 persen dan tingkat kemiskinan di perdesaan turun dari 25,26 persen menjadi 25,08 persen,” tegasnya lagi. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *