Lewat Program YESS, 32.500 Kaum Muda Pedesaan Bekerja di Sektor Berbasis Pertanian

by
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Dr. Idha Widi Arsanti, SP. MP.

BERITABUANA.CO, BEKASI–Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan International Fund for Agricuktural Development (IFAD) melakukan transformasi berkelanjutan di pedesaan. Dalam hal ini, langkah yang diambil adalah mempromosikan ketahanan pangan dan gizi dengan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan kesejahyeraan sosial melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Dr. Idha Widi Arsanti, SP. MP mengatakan, kerja sama ini dalam rangka mengatasi krisis, pertanian terhadap petani dengan menumbuhkan generasi petani-petani milenial. Pelatihan dasar bagi pelatih pengelolaan keuangan untuk memberikan dasar pengelolaan keuangan yang nantinya akan di delivery kan kepada petani-petani milenial.

“Tujuan program YESS adalah kaum muda di pedesaan terlibat pada sektor pertanian melalui pekerjaan dan kewirausahaan. Pencapaian tujuan program YESS diukur dengan beberapa indikator utama yakni 32.500 kaum muda yang mendapatkan pekerjaan di sektor berbasis pertanian,” jelas Idha dalam sambutan pembukaan Pelatihan Dasar Bagi Pelatihan Literasi Keuangan Tungkat Dasar melalui Program YESS di
Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Bekasi, Selasa (29/6/2021).

Pelatihan ini merupakan kerjasama Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Bekasi dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDM) Pertanian Kementan pada bidang pemahaman literasi keuangan yang nanti dapat menjadi trainer soal pengelolaan keuangan kepada petani milenial.

Diungkapkan Idha, saat ini ada 33.800 petani muda/pengusaha muda pedesaan yang didukung program YESS melaporkan laba. Ada juga 50.600 kaum muda mendapatkan pekerjaan di perusahaan baru. Tambahannya 100.000 pemuda pedesaan menggunakan jasa keuangan, di mana 4.300 pemuda di antaranya berasal dari keluarga migran. Tambahan berikutnya 120 ribu pemuda akan menerima pendidikan keuangan di tingkat masyarakat.

Menyinggung tingkat pemahaman literasi keuangan pada target sasaran program yang relatif kurang memadai serta kurangnya pengetahuan pemuda sasaran program akan produk layanan jasa keuangan, menurut Idha, menjadi bagian yang menyebabkan keragu-raguan bergerak ke arah inklusi keuangan.

Di sisi lain, lanjutnya, minat penggunaan layanan jasa keuangan akan terpengaruh. “Berdasarkan kondisi di atas, program YESS mempunyai upaya untuk melatih Pengelolaan Keuangan Program YESS terkait literasi keuangan serta pemanfaatan produk perbankan melalui kerjasama dengan HIMBARA (BRI, BNI, Bank Mandiri,” pungkas Idha. (Ful)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *