Menuju Digitalisasi Sekolah di Seluruh Indonesia

by
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dan Kemendikbud. (Foto: Efp)

BERITABUANA.CO,JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdilbud Ristek) mengadakan kegiatan Webinar Digital Society yang membahas mengenai digitalisasi bagi sekolah dasar, khususnya yang berada di daerah-daerah yang sulit jaringan maupun sinyal internet.

Webinar diselenggarakan Jumat (11/6/2021), mengambil tema “Digitalisasi Sekolah: Tantangan, Peluang, dan Terobosan”, menghadirkan Arief Darmawan (Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda Subkoordinator Perancangan Aplikasi, Pusat Data dan Informasi, Kemendikbudristek), Anggayomi Amanda (Government Relations Specialist BAKTI), dan Gede Sumanaya, M.Pd. (Korwil Kecamatan Busungbiu, Kab. Buleleng, Bali, Disdikpora Kab. Buleleng) sebagai narasumber dan dibuka Keynote Speech dari Semuel Pangerapan, B.Sc (Dirjen Aptika Kemkominfo) dan Jumeri S.TP, M.Si (Dirjen PAUD, Dikdas & Dikmen Kemendikbud).

Digitalisasi memberikan kemudahan sehari-hari apabila sudah didukung dengan sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi serta sudah terhubung dengan jaringan internet. Era digital menuntut serba Go-digital termasuk aspek pendidikan.

Namun, banyak Sekolah Dasar di wilayah blank area dan belum terpapar jaringan maupun sinyal internet, sedangkan selama pandemi Covid-19 ini pemerintah sedang gencarnya mendorong sekolah harus meningkatkan metode pembelajaran Belajar Dari Rumah (BDR) dan dengan meningkatkan sistem digital. 

Semuel mengingatkan, literasi digital kunci dan fondasi utama dimiliki menghadapi kemajuan teknologi cepat, maka harus mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan keterampilan digital sesuai. 

Jumeri dalam sambutannya mengatakan, target Pemerintah sampai 2030 perlu menjamin semua peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan.

“Untuk mencapai tujuan tersebut, arah kebijakan Kemendikbudristek terhadap digitalisasi sekolah diperlukan sinergi, kolaborasi, dan kontribusi dari berbagai pihak,” kata Jumeri sembari memberikan apresiasi atas kolaborasi dan kontribusi diberikan maupun yang akan diberikan kepada semua pihak.

Arief Darmawan mengungkapkan berbagai Inovasi pembelajaran yang telah dilakukan di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek mengakomodir daerah-daerah di Indonesia yang tidak atau belum terjangkau sambungan internet dengan baik, salah satunya adalah Pusat Sumber Belajar (PSB) dan Rumah Belajar versi offline. Di dalam produk ini, terdapat Sumber Belajar Offline yang berisi konten pembelajaran interaktif dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK dengan format HTML 5. 

“Akan lebih sangat bermanfaat apabila stakeholder pendidikan menyediakan misalnya flashdisk yang diisi dengan berbagai materi kemudian dikirimkan kepada mereka. Meskipun teknologinya baru seperti itu tapi lebih bermanfaat untuk mereka,” kata Arief.

Anggayomi Amanda menyampaikan, dari tahun 2015, BAKTI telah membangun 1.682 BTS di lokasi yang belum terjangkau sinyal, dan 90% dari BTS tersebut berada di daerah 3T dan membangun 11.649 titik akses internet atau wifi gratis di seluruh wilayah Indonesia. Yomi juga menyampaikan bahwa dari 11.649 titik akses internet tersebut, sebanyak 4.600 dipergunakan untuk sekolah dari tingkatan TK hingga SMA. 

“Semua pembangunan BAKTI itu kita dapatkan dari usulan, baik dari Pemerintah Daerah ataupun Kementerian terkait baru kita bisa membangun,” jelas Yomi.

Sedang Gede Sumanaya, M.Pd. menceritakan pengalamannya dialami di wilayah Kabupaten Buleleng, Bali terkait ketersediaan jaringan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh. Dia mengatakan sebelumnya di Kabupaten Buleleng, khususnya di Kecamatan Busungbiu ada beberapa bagian yang sama sekali belum terjangkau internet, setelah bekerjasama dengan rekanan dan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membangun jaringan baru, kini 100% sekolah di Kecamatan Busungsiu sudah mendapatkan akses internet. 

“Setelah mendapatkan akses internet, kami mempelajari akun belajar.id dari Kemendikbudristek untuk dapat mendukung kegiatan pembelajaran daring hingga akhirnya kami berhasil membuka LMS,” kata Gede.

Kegiatan diikuti lebih dari 2.000 peserta dari tenaga pendidik di seluruh Indonesia ini, diadakan melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan live streaming di Facebook Page Siberkreasi dan Kanal Youtube Siberkreasi, Kemkominfo TV, dan Direktorat Sekolah Dasar. 

Diselenggarakannya webinar ini, diharapkan mendorong tenaga pendidik kreatif dan inovatif menghadapi tantangan digitalisasi sekolah. (Efp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *