Ini Pandangan Pengamat Soal Wacana Reshuffle Kabinet Jilid II

by
Jeirry Sumampow, TePI.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pengamat politik Jeirry Sumampow meminta Presiden Jokowi tidak sampai gagal fokus dalam melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju seperti yang sedang di tunggu masyarakat. Bagaimana pun, tujuan perombakan kabinet itu adalah untuk yang lebih substansial.

Menjawab beritabuana.co di Jakarta, Senin (19/4/2021), Jeirry menyatakan, perombakan kabinet ini supaya tetap fokus pada upaya memperkuat kabinet dengan orang yang tepat sehingga bisa kerja efektif dan cepat bagi pencapaian visi dan misi Presiden Jokowi.

“Semoga saja pak Jokowi tak terpengaruh kuat oleh kepentingan politik yang mungkin tersembunyi dibalik adanya usulan nama-nama calon menteri,” ujar Jeirry.

Bagi Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) ini, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang penting sebagai variabel atau yang mempengaruhi reshuffle kabinet Indonesia Maju jilid II. Yaitu, soal yang sifatnya administrasi demi percepatan pencapaian visi dan misi Pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin. Kemudian, evaluasi kinerja para menteri dan faktor ketiga adalah kepentingan politik menuju 2024, Pemilu & Pilkada 2024.

Soal yang sifatnya administrasi tadi, Jeirry menjelaskan terkait dengan penggabungan Kementerian Ristek ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pembentukan kementerian baru yaitu Kementerian Investasi. Langkah ini disebut berdasarkan kebutuhan akibat adanya UU Cipta Kerja.

“Untuk dua kementerian baru ini, banyak nama sudah disebut. Bagi saya, penggabungan Kementerian Ristek ke Kementerian Pendidikan membuat posisi Nadiem Makarim menjadi rawan diganti. Hal ini wajar saja mengingat kompetensi Nadiem Makarim untuk riset tak kuat,” kata Jeirry seraya menambahkan, Prof. Jimly Asshiddiqie dianggap layak menduduki posisi kementerian baru ini.

Sedang untuk Kementerian Investasi, Jeirry menyebut sosok seperti Maruarar Sirait atau Ara layak dipertimbangkan atau diberi kesempatan menduduki posisi itu.

“Saya kira Ara memenuhi kriteria untuk itu. Latar belakang penguasaan, track record politik yang relatif bersih, pengalaman di DPR selama 2 periode, serta jaringan bisnis yang dimiliki, merupakan politisi parpol besar pendukung Presiden Jokowi, cukup untuk menjadi alasan bagi Presiden Jokowi memilih yang bersangkutan,” katanya sambil menambahkan, tentu saja nama lain bisa saja dimunculkan seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau yang lainnya.

Sedang faktor evaluasi kinerja para Menteri, Jeirry menyatakan momentum reshuffle selalu dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk mengevaluasi kinerja para menterinya dan menggantinya. Jadi diperkirakan, reshuffle ini akan menyasar para menteri yang di kementeriannya sedang “bermasalah” dan yang berkinerja kurang memuaskan, termasuk para menteri yang tak setia menjalankan “perintah” Presiden.

“Ini juga berdasarkan pengalaman reshuffle yang dilakukan Presiden Jokowi sejak periode pertama. Karena itu, pergantian menteri tak hanya akan terjadi pada dua kementrian baru. Beberapa kementerian yang bisa masuk kategori ini adalah Kementerian Desa dengan kasus “jual-beli” jabatan; Kementerian Perdagangan dalam kasus impor beras dan impor lainnya; Kepala KSP dalam kasus Partai Demokrat; dan lainnya,” beber dia.

Sedang faktor ketiga yang disebut kepentingan politik menuju 2024, Pemilu dan Pilkada 2024, Sumampow menyebut ada 2 (dua) kategori dalam hal ini, yaitu kepentingan parpol dan kepentingan Presiden Jokowi sendiri. Setidaknya, Presiden Jokowi menginginkan para menterinya bisa lebih fokus untuk menyelesaikan sampai tuntas semua program Jokowi-Maruf sesuai visi misinya.

“Jadi perlu Menteri yang kompeten dan setia, tak terpengaruh oleh kepentingan lain diluar melakukan visi misi dan program Presiden,” sebut Jeirry. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *