Azis Syamsuddin: Polisi Perlu Antisipasi Pergeseran Jaringan Terorisme ke Sumatera

by
Wakil Ketua DPR RI Korpolkam, Azis Syamsuddin.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin meminta aparat Kepolisian khususnya Polda Lampung, untuk melakukan antisipasi pergeseran pergerakan jaringan terorisme dari wilayah Pulau Jawa ke Sumatera. Ia menilai, maraknya penangkapan Terorisme dan terungkapnya 4000 kotak amal yang tersebar di wilayah Lampung untuk pendanaan dan pelatihan Jaringan Terorisme di berbagai minimarket menjadi salah satu bukti nyata ancaman terorisme di wilayah Sumatera.

“Kepolisian harus dapat mendeteksi dini serta bertindak cepat dan tepat untuk mendata dan menangkap para pelaku dan mencegah tumbuhnya sel sel baru yang diduga jaringan terorisme,” kata Azis Syamsuddin dalam keterangan tertulis, Senin (14/12/2020).

Selain itu, dia juga mendesak aparat keamanan dapat memperketat pintu masuk lalu lintas masuk orang dan barang yang menghubungkan setiap provinsi baik darat, laut dan udara demi terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

“Aparat Keamanan harus memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, terutama pada masyarakat non muslim yang ingin melakukan ibadah serta perayaan natal dan tahun baru nantinya. Jangan sampai Aparat Keamanan kecolongan dan terjadi sebuah hal yang kita tidak harapkan di akhir tahun 2020 ini,” tegasnya.

Sebelumnya, Mabes Polri menyampaikan hasil penangkapan terduga teroris Taufik Bulaga (TB) alias Upik Lawanga. Upik ini dinilai aset penting JI sehingga terus disembunyikan.

Karo Penmas Mabes Polri Brigadir Jendefral Polisi Awi Setiyono mengatakan alasan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) masih tetap eksis hingga saat ini lantaran memiliki dukungan finansial yang kuat. Salah satunya, JI mendapatkan pendanaan dari sejumlah kotak amal yang tersebar di minimarket yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.

“Dan penyalahgunaan fungsi dana kotak amal yang kami temukan terletak di minimarket yang ada di beberapa wilayah di Indonesia,” sebut Awi.

Dana-dana ini, kata Awi digunakan oleh JI untuk operasi memberangkatkan para teroris ke Suriah dalam rangka pelatihan militer dan taktik teror. Bahkan digunakan untuk membayar gaji rutin para pimpinan Markaziyah JI.

“Serta pembelian persenjataan dan bahan peledak yang akan digunakan untuk amaliyah atau jihad organisasi JI,” katanya. (Rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *