HNW: Emak-Emak Bisa Maksimalkan Potensi untuk Jaga dan Majukan Indonesia

by
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dr. H M Hidayat Nur Wahid, MA mengatakan kaum perempuan, termasuk para aktifis Muslimah dan para emak-emak, perlu ikut serta menjaga dan memajukan Indonesia dengan mengambil inspirasi dari dua tokoh perempuan yang ikut melahirkan negara Indonesia Merdeka. Mereka berdua adalah founding mothers (ibu bangsa), yakni Maria Ulfah dan Rr Siti Sukaptinah yang menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dalam merumuskan dasar negara Indonesia Merdeka.

“Ternyata bukan hanya ada Bapak Bangsa (Founding Fathers), tapi juga ada perempuan2 yang terlibat langsung dan aktif hadirkan kelahiran Negara Indonesia merdeka. Mereka layak disebut sebagai Ibu Bangsa (Founding Mothers). Diantara kaum wanita itu ada dua Wanita/Ibu yang hebat, yang aktif bersama-sama dengan para founding fathers (bapak bangsa) ikut berembuk dan terlibat langsung membahas dan melahirkan Indonesia merdeka,” kata Hidayat Nur Wahid dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI, kerjasama MPR bersama PW Salimah DKI Jakarta, di Jakarta Selatan, Jumat lalu (4/12/2020).

HNW sapaan akrab Hidayat menyebut bahwa Maria Ulfah bergelar Meester in de rehcten (sarjana hukum) yang diraihnya dari Universitas Leiden, Belanda. Ia merupakan perempuan pertama asal Indonesia yang meraih gelar sarjana hukum di universitas tersebut.

“Ibu Maria Ulfah ikut berperan membahas dasar negara, konstitusi Indonesia; UUD 1945, dan kemudian beliau juga tercatat sebagai menteri perempuan pertama di Indonesia pada Kabinet Sutan Sjahrir,” ujarnya.

Sedangkan Rr Siti Sukaptinah, merupakan perempuan asal Yogyakarta yang terkenal sebagai aktivis Islam. Anggota DPR RI dari Dapil Jakarta II ini menjelaskan bahwa Siti Sukaptinah sempat terlibat aktif di Siswapraja Wanita Muhammadiyah, yang kemudian menjadi cikal bakal Nasyiatul Aisyiyah yang merupakan organisasi remaja putri otonom Muhammadiyah.

“Keduanya memberi contoh kepada kaum perempuan dan para muslimah untuk merasa memiliki Indonesia, karenanya perlu ikut menjaga dan memajukannya bersama-sama dengan para pejuang dan negarawan laki-laki, dan ikut memberikan masukan serta kontribusi terbaik untuk menghadirkan dan kemudian menjaga Indonesia merdeka. Ini penting untuk menjadi pegangan dan suluh bagi kaum Perempuan termasuk aktivis Muslimah,” ujarnya.

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyadari bahwa saat ini kaum perempuan Indonesia sudah banyak yang terlibat dalam mengisi kemerdekaan, seperti di organisasi kemasyarakatan (ormas), organisasi pendidikan, organisasi dakwah, partai politik, dewan perwakilan rakyat (DPR), bahkan ada yang pernah menjadi wapres dan presiden. Itu semua perlu selalu dijaga dan dikembangkan, tanggung jawab sejarah sebagaimana sudah dicontohkan oleh dua founding mothers itu.

“Peran kaum Perempuan termasuk muslimah Indonesia itu sudah dilakukan sejak sebelum kemerdekaan Indonesia dan jelang kemerdekaan Indonesia, sehingga tidak ada alasan untuk kaum perempuan, khususnya Muslimah apalagi aktivisnya, untuk tidak meningkatkan potensi diri, dengan memahami dan mengenali Indonesia lebih dekat dan lebih dalam, agar makin bisa berkontribusi menjaga dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tukasnya.

Upaya memahami dan mencintai Indonesia ini salah satunya dilakukan dengan kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI, yakni Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Dengan pemahaman yang benar, utuh dan komprehensif terhadap Empat Pilar MPR RI tersebut, maka para perempuan dapat berkiprah lebih giat, bertanggung jawab dan produktif dalam hal ikut menjaga agar perjalanan bangsa dan negara tidak menyimpang dari Empat Pilar MPR RI, dan ikut memajukan Indonesia sesuai cita-cita proklamasi dan tuntutan reformasi,” pungkasnya. (Rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *