Habib Aboebakar: Kekosongan Pemimpin yang Dimaksud JK adalah Kepemimpinan Umat Islam

by
Aboe Bakar Alhabsyi, Sekjen DPP PKS Periode 2020-2025.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS, Aboe Bakar Al-Habsyi angkat suara terkait pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menyebut ramainya persoalan Habib Rizieq Shihab di dalam negeri, akibat adanya kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi. Dia menilai, kekosongan kepemimpinan yang maksud JK adalah kekosongan kepemimpinan umat Islam, bukan kepemimpinan nasional.

“Itu di acara webinar kita dalam rangka Munas ini kita ada webinar. Bahasa Pak JK soal kekosongan kepemimpinan maksudnya kepemimpinan umat Islam,” sebut Habib Aboebakar, demikian dirinya akrab disapa, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (25/11/2020).

Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI itu berharap PKS bisa melahirkan tokoh-tokoh umat Islam yang lebih banyak lagi.

“Kita sangat berharap. Kita sudah kehilangan. Siapa tokoh-tokohnya? Habibie sudah tidak ada. Makanya milenial harus di akselerasi, lebih partisipasi,” ucapnya.

Untuk itu, Habib Aboebakar meminta kepada kaum milenial jangan anti dengan politik dan sosial. Sebab kalau anti politik, akhirnya politik dipegang orang tidak baik.

“Gitu. Semoga PKS bisa memunculkan orang-orang tersebut,” pungkas Anggota Komisi III DPR RI ini.

Sebelumnya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut ramainya persoalan Habib Rizieq Shihab di dalam negeri, akibat adanya kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi.

“Kenapa masalah Habib Rizieq begitu hebat permasalahannya, sehingga polisi, tentara turun tangan, seperti kita menghadapi sesuatu yang goncangan,” ujar JK saat acara webinar kebangsaan yang digelar PKS, Jumat (20/11/2020) malam.

Kenapa itu terjadi? Menurut JK, karena ada kekosongan pemimpin yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas. Dan, persoalan Habib Rizieq merupakan suatu indikator, bahwa proses sistem demokrasi yang berjalan di Indonesia harus diperbaiki.

“Kenapa ratusan ribu orang itu, kenapa dia tidak percaya DPR untuk berbicara? Kenapa tidak dipercayai partai-partai, khususnya partai Islam untuk mewakili masyarakat itu, kenapa masyarakat memilih Habib Rizieq untuk menyuarakan, yang punya aspirasi,” papar JK.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut, kata JK, harus menjadi bahan evaluasi semua pemangku kepentingan, khususnya PKS dan partai-partai Islam lainnya.

“Ada kekosongan suatu sistem, atau cara demokrasi, khususnya dalam ideologi ke-Islam-an, yang kemudian diisi Habib Rizieq,” papar JK.

Jika persoalan tersebut tidak dapat diatasi, JK khawatir akan muncul masalah baru dikemudian hari dan rakyat bisa mengambil haknya kembali yang telah diberikannya kepada wakil rakyat.

“Jangan sampai kita kembali lagi ke demokrasi jalanan, ini bisa kembali apabila wakil-wakil yang dipilihnya tidak memperhatikan aspirasi seperti itu,” pungkas mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar itu. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *