BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menunjuk Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta sebagai Kapolda Jawa Timur, menggantikan posisi Irjen Pol M Fadil Imran yang kini ditunjuk sebagai Kapolda Metro Jaya untuk menggantikan posisi Irjen Pol Nana Sudjana.
Hal tersebut diketahui sesuai dengan TR Kapolri nomor ST3222/XI/Kep/2020 tanggal 16 November 2020.
Diketahui, Irjen Pol Nico Afinta mengemban tugas sebagai Kapolda Kalimantan Selatan sejak 1 Mei 2020 menggantikan posisi Irjen Pol Yazid Fanani.
Pria kelahiran Surabaya, 30 April 1971 atau 49 tahun ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Selanjutnya, Alumni Akpol 1992 ini memulai kariernya di Polrestabes Semarang, Polda Jawa Tengah tahun 1993 silam.
Lalu, sejak tahun 2000, Irjen Nico mulai berkarir di jajaran hukum Polda Metro Jaya, di antaranya pernah menjabat sebagai Kapolsek Ciputat, Polres Jaksel tahun 2000, Kanit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pada 2006, Kasubdit V Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 2006, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada tahun 2008.
Selanjutnya, Wadir Reskrimun Polda Metro Jaya pada 2011, Direktur Resnarkoba Polda Metro Jaya pada 2016, dan jabatan terakhirnya di Polda Metro Jaya adalah sebagai Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya di tahun 2017.
Irjen Nico juga pernah menjabat Kapolrestabes Nedan, Polda Sumut pada 2013, Dirtipidum Bareskrim Polri pada 2019, dan Sahlisospol Kapolri pada 2019.
Pria kelahiran 49 tahun silam ini juga pernah mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada tahun 2017 karena berhasil mengungkap penyeludupan sabu seberat 1 ton asal China di Serang, Banten.
Saat itu Nico menjabat sebagai Direktur Resnarkoba Polda Metro Jaya. Ia kemudian dipromosikan sebagai Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya.
Nico juga ikut terlibat dalam penangkapan aktivis Ratna Sarumpaet yang terlibat tindak pidana atas berita bohong tentang penganiayaannya di Bandung, Jawa Barat.
Nico juga pernah mendapatkan penghargaan ‘Law Enforcement Award dari Visa Security Summit 2018’ di Singapura, karena berhasil mengungkap kasus pencurian dana nasabah (skimming).(CS/006)
