Ponpes Kembali Menjadi Klaster Covid-19

by
Covid-19.

BERITABUANA.CO, BANYUMAS – Pondok pesantren kembali dirundung duka. Kali ini pondok pesantren (ponpes), di Banyumas yang santrinya terpapar virus Covid-19. Tidak tanggung-tanggung ada 76 kasus terkonfirmasi positif virus Corona. Sebelumnya, juga sudah ada dua ponpes menjadi klaster virus corona.

“Total seluruh penghuni ponpes 104 orang di-swap. Yang pertama ada 10 orang yang dinyatakan positif. Lalu dilakukan swab massal kedua satu pondok, sebanyak 93 orang dan keluar angka kemarin 66 santri itu positif COVID-19. 66 ini hampir 100 persen OTG, jadi kondisinya sehat sebenarnya, sehingga total dari awal itu 76 orang,” kata juru bicara Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Banyumas, Enjang Burhanuddin Yusuf, kepada wartawan di Kantor Kemenag Banyumas, Jumat (16/10/2020).

Menurut dia, 66 kasus baru positif Covid-19 sudah dievakuasi dari ponpesnya yang berada di Kecamatan Purwokerto Utara ke rumah karantina di Baturraden pada Kamis (15/10) malam . Sedangkan 10 orang yang sebelumnya positif sudah dikarantina di beberapa rumah sakit di Banyumas.

“Sisanya yang 10 itu, di beberapa rumah sakit di Banyumas, karena ada yang komorbid dan ada yang keluarga,” jelasnya.

Enjang mengungkap, sudah ada tiga pondok pesantren di Kabupaten Banyumas yang santri dan pengurusnya terkonfirmasi positif virus Corona.

Tiga pondok pesantren tersebut yakni satu ponpes di Kecamatan Sumbang dengan jumlah kasus 11. Dari 11 kasus tersebut, sembilan orang di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Selanjutnya pondok pesantren di Kecamatan Purwokerto Utara. Data kasus positif virus Corona di ponpes ini pada 13 Oktober 2020 menunjukkan dari 328 kasus positif, 186 di antaranya sembuh dan 142 masih positif virus Corona.

Pondok pesantren ketiga yakni yang berada di Kecamatan Purwokerto Utara dengan jumlah kasus positif virus Corona sebanyak 76 orang.

“OTG sehat rata-rata di atas 95 persen. Jadi rata-rata santri itu secara fisik sehat, cuma karena dia positif jadi harus dikarantina biar tidak menyebar ke yang lainnya,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren Moh Roqib menambahkan, dirinya tidak menyangka kembali terjadi penambahan kasus positif Covid-19 di pondok pesantren. Apalagi menurutnya, penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan di semua pondok pesantren di Banyumas.

Di antaranya soal kebijakan lockdown, yang sudah diberlakukan sejak Maret. Selain itu, semua orang yang sudah berada di dalam pesantren dilarang keluar dan begitu juga sebaliknya.

“Kalau ada proses pembelajaran yang diberlakukan di pondok, pengurus harus melakukan koordinasi dengan satgas kecamatan, sehingga kalau ada yang hadir harus melalui proses itu, nanti pihak Puskesmas datang memeriksa dan dikarantina 14 hari. Kalaupun ketemu wali santri, hanya di luar gerbang dan tidak boleh kontak fisik. Bahkan ustaz yang dari luar ngajinya daring,” urai Roqib. (Bym)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *