Mabes Polri Bantah Tuduhan ICW Soal Belanja Ratusan M untuk Tangkal Demo Tolak UU Ciptaker

by
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Tudingan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut Polri telah berbelanja untuk keperluan pengamanan demonstrasi penolakan Omnibus Law Undang-Undang tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker), senilai Rp408,8 Miliar sejak pertengahan September 2020 lalu, dibantah oleh pihak Polri.

Bantahan ini disampaikan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Polisi Argo Yuwono pada Sabtu (10/10/2020).

“Tidak benar kalau ada anggapan bahwa pengadaan untuk pengamanan demo UU Ciptaker,” tegasnya.

Menurut Argo, belanja peralatan tahun ini tidak langsung dipakai dan baru akan dipakai untuk tahun depan. Termasuk juga anggaran yang dibelanjakan pada September 2020 lalu.

“Pengadaan di kepolisian direncanakan dan diajukan ke DPR tahun ini,” tutur Argo. “Untuk dilaksanakan tahun depan.”

Lebih lanjut, Argo juga menjelaskan bahwa pembelian peralatan untuk pengamanan tidak digunakan di wilayah DKI Jakarta saja. Peralatan yang dibelanjakan tersebut akan disebarkan ke berbagai wilayah di Indonesia, terutama daerah yang menggelar Pilkada Serentak 2020.

“Didistribusikan ke seluruh Indonesia. Dan yang diutamakan yang ada Pilkadanya,” jelas Argo seraya juga menjelaskan bahwa masyarakat dapat melihat langsung pengadaan yang dilakukan oleh Polri dengan mengakses Layanan Penyediaan Secara Elektronik (LPSE).

“Dengan demikian, masyarakat dapat langsung memantau jika memang ada pengadaan yang tak sesuai aturan,” pungkas Argo menambahkan.

Sebelumnya, ICW menduga Polri telah memprediksi gelombang unjuk rasa untuk menolak Omnibus Law. ICW menyebut ada lima paket belanja yang diduga berkaitan dengan demo penolakan Omnibus Law.

“Total pengadaan kelima paket tersebut adalah, Rp408,8 Miliar, dengan jangka waktu yang relatif pendek yaitu, sekitar 1 (satu) bulan lamanya,” beber Wana selaku peneliti ICW.

Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan dan menguatkan dugaan bahwa Polri terlibat dalam upaya sistematis untuk membungkam kritik dan aksi publik, demikian peneliti ICW, Wana Alamsyah, pada Kamis (8/10/2030) lalu. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *