Perlu Kajian Mendalam Manajemen Internal RS Rujukan Covid-19

by
Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem, Felly Estelita Runtuwene.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene mengatakan perlu penelusuran manajemen internal rumah sakit rujukan Covid-19 mengapa banyak dokter dan tenaga kesehatan gugur dan terpapar virus tersebut.

Felly dalam keterangan tertulisnya mengemukakan itu, pada Kamis (3/9/2020), menanggapi banyaknya dokter dan tenaga medis yang gugur akibat terpapar Covid-19.

Humas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Halik Malik, mengonfirmasi saat ini sekitar 100 dokter meninggal karena terpapar virus corona dalam usaha penanganan pandemi.

Sedangkan data menunjukkan per 13 Juli 2020, Indonesia telah menjadi negara ketiga tertinggi dalam persentase kematian tenaga kesehatan berbanding kematian total masyarakat akibat Covid-19. Hal itu juga ditambah dengan masalah penuhnya rumah sakit sehingga tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19.

Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, per 28 Agustus, kondisi kapasitas 170 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sudah sekitar 70% terpakai, di mana ruang isolasi sudah terpakai sekitar 69%, sementara ICU terpakai 77%.

Pemerintah, kata Wiku, sudah berusaha menekan dampak Covid-19 di sektor kesehatan dengan berusaha membuat para dokter terlindungi dengan meminta seluruh unsur pelayanan kesehatan menggunakan alat pelindung diri yang berkualitas.

“Perlu penelusuran manajemen internal rumah sakit, kenapa sampai banyak sekali jatuh korban yang berasal dari tenaga kesehatan. Mengapa mereka bisa sampai terpapar, bagaimana protokol kesehatan dijalankan di rumah sakit, bagaimana dengan jam kerja dari tenaga kesehatan,” kata Felly, anggota DPR RI dari Partai NasDem dapil Sulawesi Utara itu.

Selain itu, tambah Legislator NasDem tersebut, perlu pula ditelusuri jangan sampai tenaga kesehatan diforsir terus menerus menangani Covid-19 tanpa istirahat.

“Perlu diterapkan pembatasan jam kerja yang optimal bagi dokter dan paramedis. Selain itu juga musti dilihat seberapa sering tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut diperiksa kondisi kesehatannya secara berkala,” tambah Felly.

Terkait dengan penuhnya rumah sakit, srikandi NasDem itu mengatakan, perlu didalami apakah memang fasilitas yang mereka miliki tidak lagi mampu menampung, ataukah rumah sakit membatasi diri akibat kurangnya tenaga kesehatan yang ada.

“Untuk itulah diperlukan penelusuran secara lebih mendalam terhadap manajemen internal rumah sakit agar kita dapat mengidentifikasi dengan akurat akar permasalahannya,” tegas Legislator NasDem dari Sulawesi Utara itu lagi. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *