Fadli Zon ‘Bandel’ Dikasih Penghargaan, Masih Kritisi Jokowi, PKB: Coba Kritik Prabowo

by
Anggota Komisi III DPR RI dari F-PKB, Jazilul Fawaid. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Seperti dikenal pada umumnya, bahwa Fadli Zon adalah Fadli Zon. Bukan Fadli Zon jika hanya berdiam diri (tak kritis), dan terus mangut setelah diberikan bintang tanda jasa Bintang Mahaputra Nalarya oleh Presiden Jokowi.

Jadi bukanlah suatu hal yang aneh bila, setelah dua hari menerima penghargaan dari Jokowi, politisi dari Partai Gerindra ini langsung melayangkan kritikannya lagi terhadap isi pidato Presiden Jokowi.

“Memang tidak ada larangan, namun kurang pantas saja. Sudah saatnya menjadi negarawan,” kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid yang diminta komentarnya atas kritisi Fadli Zon terhadap Presiden Jokowi, Minggu (16/8/2020).

Jazilul berpendapat, kritik Fadli Zon itu dilakukan tidak pada tempatnya. Wakil Ketua MPR itu bahkan menyebut Fadli Zon tidak mencerminkan penerima bintang tanda jasa. Namun begitu, katanya, itu adalah haknya. Hanya saja tak pada tempatnya mengkritik pidato Presiden Jokowi di sidang tahunan MPR soal RUU APBN 2021.

Jazilul pun meminta Fadli Zon juga memberikan kritiknya kepada Menhan yang juga Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kini membantu Jokowi di pemerintahan.

“Memang berat untuk mencapai pertumbuhan pembangunan seoptimis yang ditargetkan pemerintah. Makanya Pak Fadli yang cerdas, bantuan pikiran dan kritikannya juga ditunggu Pak Prabowo yang sedang berjuang membantu Pak Jokowi merealisasikan target pertumbuhan yang tinggi itu,” ucap Jazilul.

Sebelumnya, Fadli Zon bersama Fahri Hamzah dan lebih dari 50 tokoh lainnya menerima Bintang Mahaputera Nararya di Istana Kepresidenan pada Kamis (13/8) lalu. Selang dua hari usai menerima bintang jasa, Fadli Zon melontarkan kritik perdananya.

Fadli menyoroti pidato Jokowi tentang RUU APBN 2021 saat sidang tahunan MPR-DPR. Fadli Zon menyebut pidato Jokowi kurang realistis.

“Di tengah ancaman pandemi serta resesi ekonomi yang masih akan terus berlangsung, kita sebenarnya ingin mendengarkan pidato kenegaraan yang dekat dengan kenyataan. Hanya dengan mendekati realitas, kita akan bisa mencari jalan keluar tepat untuk mengatasi krisis yang tengah berlangsung,” kata Fadli dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/8/2020).

“Sayangnya, harapan itu tak terpenuhi. Pidato kemarin kurang realistis. Satu hal paling mencolok adalah soal target pertumbuhan ekonomi. Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan tahun depan ada pada kisaran 4,5-5,5 persen,” sambungnya. (Asmin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *