Ratih Sanggarwati: Optimalisasi Diri Melalui Etika Berkomunikasi

by
Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Ratih Sanggarwati.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Ratih Sanggarwati menggelar diskusi online dengan Komunitas Perempuan Sumatera, Sabtu (27/6/2020) malam. Dalam hal diskusi online itu, muncul pertanyaan besar seputar etika berkomunikasi yang baik

Ratih mengatakan, etika yang perlu diperhatikan dalam era digital adalah cara kita berkomunikasi dengan orang lain, baik melalui tulisan maupun percakapan.

“Meski demikian, yang perlu kita pahami bahwa bahasa tulis sejatinya sama dengan bahasa lisan. Keduanya memiliki poin – poin etika yang perlu kita ketahui bersama,” kata Ratih dalam keteranganya, Minggu (28/6/2020).

Menurut Ratih, etika komunikasi melalui tulisan baik personal mau grup chat, menghindari atau tidak menggunakan kata ‘aku’ atau menyebut ‘nama diri’, tetapi gunakanlah kata ‘saya’. Kemudian supaya efektif waktu, usahakan memulai dengan salam dan sebutkan nama.

“Jangan menganggap semua kontak sudah terkoneksi dengan akun kita, karena bisa jadi nomer kita terhapus atau hilang kontak,” katanya.

Etika lain adalah apabila kita mendapatkan pesan baik personal maupun grup chat, wajib langsung menjawab dan tidak lebih dari 2 x 24 jam. Namun, jika orang itu tidak kita kenal dan menawarkan sebuah produk misalnya, kita boleh untuk tidak menjawabnya

“Kecuali jika kita memang tertarik atau menginginkan produk tersebut. Tapi Chat dalam WA grup setelah kita baca, etikanya adalah di jawab juga. Jangan sampai kita ada dalam satu WAG, tetapi hanya ‘mengintip’ saja tanpa ada komunikasi satu sama lain,” imbuhnya.

Hal lain yang perlu juga dihindari ada baiknya tidak mengirimkan foto kita yang sedang narsis sendirian. Disamping itu hindari terlalu sering copy paste dan forward informasi, karena bisa jadi informasi tersebut sudah kadaluarsa.

“Jika ingin menjalin silaturahmi kembali setelah terjadi kegagalan dalam berkomunikasi, sampaikan salam dan lihat responnya. Dan jika ada member grup sepekan tidak berkomentar, ada baiknya kita sapa melalui chat personal. Tanyakan kabarnya. Pastikan member tersebut dalam kondisi baik-baik saja,” pinta Ratih.

Sementara mengenai etika komunikasi lisan seperti melalui Zoom Meeting /Room Webinar, Ratih mengatakan, saat berlangsung acara agar tidak sambil makan atau minum apalagi tiduran.

“Jika ada keperluan mendesak atau ada sedikit gangguan dari sekitar, sementara kita belum ingin keluar Room, baiknya kita offkan video dan bisa di nyalakan kembali saat kita siap menyimak kembali sambil posisi duduk,” katanya.

Adapun etik berkomunikasi dengan lisan yang perlu diperhatikan antara lain supaya lawan bicara kita merasa nyaman, jangan tanyakan hal-hal yang bersifat pribadi seperti usia, berat badan, dan lain-lain.

Boleh menjauhi teman yang membuat kita tidak nyaman, tetapi harus dengan cara yang tidak membuat orang tersebut merasa tersinggung. Sehingga yang harus dikedepankan adalah kasih sayang, bukan saling menyakiti agar terjalin silahturahmi.

“Tidak boleh bertanya dengan kalimat yang berkonotasi investigatif,” kata Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan DPN Partai Gelora Indonesia ini.

Etika berkomunikasi baik tulisan maupun lisan ini penting dilakukan agar bisa tetap berkomunikasi atau berkolaborasi dengan orang lain. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *