Menemukan Taksu untuk Memahami Menyelami dan Menikmati Karya Seni

by
Brigjen Pol. CDL

TATKALA berbicara mengenai seni seakan dunia penuh dg sesuatu yg kadang hanya sang seniman dan Tuhan saja yg tahu. Sesungguhnya tdk jg bgt krn seni itu memerlukan suatu dialog antara rasa dan jiwa agar dpt menghayati menyelami menelusuri lorong2 relung2 sekat labirin dlm karya.

Dialog pemahaman seni memerlukan kontemplasi bukan terburu buru. Tentu saja tdk menghakimi atau melabel scr subyektif. Sikap terburu buru dan melabel inilah yg membuat rasa tdk peka shg terjebak pd kulitnya. Pemhayatan menjadi hampa. Apa yg dikata mjd penghakiman semata.

Penikmatan karya menjadi semacam iklan atau mengekor apa kata siapa. Dirinya menjadi tdk tahu apa apa bahkn yg parah purq pura tahu dh apa saja ia mengeluarkan kata. Seni itu produk imajinasi, yg diciptakan atas cipta dan karsa dkm suatu karya. Walaupun tatkala karya ada maka otiritasnya merdeka di luar dr sang senimannya. Interpretasipun bebas boleh apa saja. Kata suara nada ceritera gerak dan rupa menjadi multi interpretasi yg dpt ditafsirkan apa saja bahkan berbeda hingga bertentangan dr sang senimannya.

Dalam dialog rasa dg jiwa dlm memahami menelusuri dan menikmati suatu karya memerlukan penemuan taksu atau ruh nya. Tatkala taksu tdk ketemu maka greng nya pun tdk akan terasa. Bagai ada rasa jatuh cinta, di situ ada jembatan hati dlm memasyki taman asmara. Ada rasa rindu di situ. Demikian halnya dg karya seni yg sarat makna atas apa yg disimbolkan di situ.

Pengajaran atas seni dan budaya melalui proses dialog bukan lagi penghafalan atau sebatas pengenalan. Tingkat peradaban suatu bangsa terlihat bgm masyarakat kebanyakkannya mengapresiasi seni budaya seniman dan budayawannya. Semakin mampu mengapresiasi maka ruang2 penikmatan atas karya seni semakin luas baik arena publik maupun di berbagai lingkungan kampus akademisi dan lingkungan birokrasi. Seni memerlukan political will. Bukan sekedar laku atau ada pasarnya melainkan ruang apresiasi publik sbg suatu pembelajaran atas jiwa rasa kewarasan dan kelembutan atas pemanusiaan manusia agar semakin manusiawi.

*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *