Bahaya Bencana Kelaparan Pasca Pandemi Covid-19

by
PT Geosindo menyelenggarakan Webinar Nasional GIS#1 (Geosindo Interaktif Series) dengan tema "Peran Teknologi Informasi Geospasial Untuk Mendukung Kebijakan Pangan Indonesia".

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pada hari Jum’at 19 Juni 2020, PT Geosindo menyelenggarakan Webinar Nasional GIS#1 (Geosindo Interaktif Series) dengan tema “Peran Teknologi Informasi Geospasial Untuk Mendukung Kebijakan Pangan Indonesia” dalam kegiatan tersebut panitia mengundang empat nara sumber, yakni Jerry Sambuaga selaku Wamendag RI yang diwakili Stafsus Wamendag, Edward Suwandi, Achmad Yakub selaku Komite Dewas Bulog RI, Ichsan Firdaus selaku Komisi IV DPR RI, Dwi Munthaha selaku Yayasan Field Indonesia, dan Sujana selaku Dirut Teknis PT Geosindo.

Dalam sambutannya, Rheza Wahyu Anjaya menyampaikan bahwa mengapa mengangkat, pertama isu ini mengingat pangan salah satu kebutuhan primer yang harus dijaga pada saat pandemi virus corona atau Covid-19, adanya kelangkaan pangan, kenaikan harga, dan ketersediaan stock akan mempengaruhi kondisi ekonomi sosial yang terjadi di masyarakat akar konflik baik secara vertikal maupun horizontal dapat berawal dari hal ini.

Kedua FAO (Food and Agriculture Organization) pada April lalu juga memperingatkan adanya ancaman krisis pangan akibat pandemi Covid-19. Karena itu, krisis pangan harus disikapi serius.

“Kita bisa terancam gelombang kelaparan, juga telah diingatkan World Food Programme (WFD). Menurut WFD, sesudah lebih dari 300 ribu nyawa melayang akibat serangan virus Corona sejauh ini, ancaman yg mengintai kita berikutnya adalah ancaman kelaparan dibutuhkan perencanaan yang matang agar ancaman ini tidak terjadi,” ungkapnya.

Sedang Jerry Sambuaga diwakili staf khusus Sioewardi Esiandy Selamet menyampaikan materi tentang “Peran Kementerian Perdagangan dalam Upaya Menanggulangi Masalah Pangan Saat Pandemi.” Dia menerangkan bahwa memang tren pangan pada masa pandemi adalah kedaulatan pangan dan mengurangi impor, dimana salah satu solusinya adalah menghitung neraca kebutuhan pangan dalam negeri dapat memanfaatkan informasi geospasial

Di sisi lain, Achmad Yakub menyampaikan materi tentang “Kondisi Pangan dalam Negeri Saat Pandemic” yang menerangkan bahwa sebenarnya stok bahan pangan aman. Namun, Covid-19 mempengaruhi distribusi barang antar negara dan ketersediaan buruh tani migran yg berkurang akibat kebijakan lockdown di berbagai negara.

Untuk kebijakan distribusi pangan impor yang masuk ke Indonesia, apakah ada pengecualian pada saat pandemi, Ichsan Firdaus sebagai Anggota Komisi IV DPR RI mengatakan, tren harga pasaran sebenernya bisa divisualisasikan secara spasial menggunakan teknologi GIS secara realtime.

Ichsan juga menyampaikan materi tentang tantangan Undang-Undang Nmor 18 Tahun 2012 tentang Pangan di Era New Normal. Menurut dia, perhitungan stok beras bisa memanfaatkan peran pemetaan untuk menghitung luas lahan sawah.

“Dengan metode dan data tertentu perhitungan proyeksi produksi beras nasional bisa diprediksi, sehingga bisa menentukan kebijakan impor/ekspor beras. Kaitannya dengan UU No.41/2009, alih fungsi lahan masih massif terjadi khususnya di daerah sentra pertanian, sehingga membutuhkan penggunaan informasi geospasial dalam penanganan,” sebut dia.

Kesempatan sama, Dwi Munthaha menilai kalau peran IG sangat membantu informasi neraca pangan seperti proyeksi panen beras,penentuan waktu tanam dan proyeksi panen. Bahkan, bisa membantu monitoring kesejahteraan petani.

Sementara itu, Sujana melalui materi tentang “Peran Teknologi Informasi Geospasial untuk Mendukung Kebijakan Pangan Indonesia.”, menjelaskan bahwa Informasi Geospasial dapat membantu regulator dalam menentukan kebijakan ketahanan pangan di Indonesia. Dengan perhitungan luas bahan baku sawah yang sangat akurat, dapat meminimalisir kesalahan estimasi produksi pangan nasional.

“Banyak solusi IG untuk memecahkan persoalan pangan di Indonesia. Dengan SIG segala informasi dapat disajikan secara terukur dan dapat di tampilkan melalui web/android sebagai contoh,” pungkas Sujana. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *