Merdeka Jiwa

by
Brigjen Pol. CDL

JIWA yg merdeka bebas tanpa beban tanpa kepentingan tdk lagi ketakutan. Tidak juga berpura pura atau juga memakai topeng pamrihnya. Merdekanya jiwa itulah lahir karya jujur tidak hanyut disuka atau dipuja tak surut dicela dan tetap saja tekun menekuni panggilan jiwanya. Berkarya yg merdeka itu bertemu dg jiwanya menemukan diri sejatinya. Mampu menghayati kalbu. Absurd? Ya itu memang melayang menelusuri relung jiwa menangkap getar dawai suara hati.

Raga hanyalah pelaksana jiwa jembatan hati atas ruh yg membara agar nampak dan tertangkap indera. Merdekanya jiwa juga bermakna melepaskan diri dari belenggu. Bahkan etika norma bahkan yg umum dilakukan kalau perlu ditabraknya.

Jiwa merdeka merdeka jiwa gilakah ia? Dari sudut mana melihatnya? Kalau yg datar landai yg umum2 mungkin iya namun dr sisi jiwa merdeka dan merdekannya jiwa ia waras dan ia mampu berdialog dan menangkap ungkapan kata hati melepas belenggu pikiran dan jebakan2 yg ragawi duniawi bahkan.

Totalitas orang berjiwa merdeka mampu melepaskan rantai2 pembeku pikiran hati jiwa sh memerdekakanya. Bagai melepas burung di angkasa melepas macan di hutan belantara melepas penyu di laut. Kembali liar menemukan habitatnya.

Bagi yg setengah setengah maka kemerdekaan ini hanya menjadi pemanis atau pseudo yg sarat dg kepentingan ini itu. Bahka bs saja menipu dirinya dan tega mematikan jiwanya demi disuka diterima ditepuk tangani dan demi candu2 duniawi lainnya.

Hidup merdeka egois bukan mahkluk sosial? Bisa saja benar bila empati dan pembelaannya pd hal duniawi. Sebaliknya bs juga menjadi patriot sejati dalam karya jiwa merdeka terungkap rasa pembelaan dan leberpihakkannya pd manusia yg perlu dimanusiakan.

Karya jiwa merdeka mungkin aneh atau bs saja spt 3 non nya nashar (non teknis non estetis dan non konsep). Lihat saja brut art karya ni tanjung, karya basquiat, karya affandi, karya s sudjojono, karya jackson pollock karya van gogh, karya paul gauiguin, karya frida kahlo, edward munch, karya einselm kiefer, karya miwa komatsu dll. Mungkin saja mereka berbeda satu sama lain namun mereka mampu memerdekakan jiwanya dlm berkarya. Ya menjaga kewarasan bs sj dg kegilaan yg sebenarnya mengembalikan pd kejujuran dan leberanian nyali untuk tdk kecanduan tepuk tangan.

*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *