Malaikat Jibril Menyalami Kita di Malam Lailatul Qadar

by

BERITABUANA.CO- Malam Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan dan keagungan yang menjadi hadiah terbaik bagi Rasulullah dan kita umat Muhammad SAW. Lailatul Qadar selain memiliki keutamaan lebih baik dari seribu bulan, juga banyak keajaiban lain yang tak terhingga. Salah satunya adalah setiap malam Lailatul Qadar malaikat Jibril akan menyalami setiap orang yang beriman. Subhanallah…

Demikian disampaikan Wakil Ketua LDNU PBNU, KH. Muhammad Nur Hayid saat khataman bab Lailatul Qadar dalam kitab Durtotunnasihin dalam ngaji rutin di Pesantren Skill Jakarta, Rabu (13/5/2020)

“Salah satu ciri orang yang disalami malaikat Jibril di malam Lailatul qodar adalah badannya merinding di malam itu, hatinya tenang dan damai serta semakin iman kepada Allah dan Rasulullah dengan tanda mudah menangis malam itu,” tegas pengasuh pesantren Skill Jakarta, Gus Hayid.

Dai program Cahaya Hati Indonesia tersebut menjelaskan, malam Lailatul Qodar disebutkan dalam Al-Quran yaitu diumpamakan dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan, jika dihitung tahun menjadi 83 tahun, 4 bulan.

“Pada malam itu, para malaikat turun ke Bumi dipimpin langsung oleh Malaikat Jibril, atas izin Allah SWT untuk melihat siapa saja yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dan menebar keselamatan di Bumi sampai terbit fajar,” jelasnya.

Ia pun memaparkan, dalam sebuah kitab beberapa kitab tafsir beliau mengungkapkan bahwa Lailatul Qadar ada tiga level penerimaan. Yang pertama level awam, khusus dan khususul khusus. Bagi level awam, Lailatul Qodar adalah sebuah berkah, atau rahmat bagi orang awam.

“Mereka hanya berharap pahala dari kemuliaan Lailatu Qadar, yang lebih utama dari seribu bulan,” tuturnya.

Ia melanjutkan, sedangkan bagi orang khusus, mereka meyakini jika beribadah di malam Lailatul Qadar, ada Allah SWT yang turun langsung untuk melihat ibadah hamba-Nya, juga miliaran para malaikat mengiringi Allah untuk mengaminkan doa seorang hamba di malam itu dan memintakan ampunan kepada Allah bagi siapapun yang menghidupkan malam Lailatul Qodar.

“Jadi mereka para khowwas ini akan sangat bahagia di malam Lailatul Qadar dan mereka akan menggunakan pakaian terbaik, beribadah dengan khusyuk, banyak berdoa dan istighfar serta khusyuk dan tunduk kepada Allah SWT. Merekam bukan hanya sekadar mengharap pahala, dalam beribadah tetapi lebih dari itu sangat berakhlaqul Karimah karena merasa di sapa langsung oleh Allah dan para malaikat,” ungkapnya.

Gus Hayid yang juga pengurus MUI pusat ini menjelaskan, bahwa golongan khusus ini adalah para Shiddiqin dan Sholihin. Mereka merasa para malaikat seolah tampak di hadapan mereka dan Allah hadir langsung melihat mereka untuk mengampuni semua dosa hamba yang meminta ampunanNya. Mereka juga percaya bahwa para malaikat akan mengaminkan doanya dan memintakan ampunan kepada Allah untuk hamba yang menghidupkan malam Lailatul Qodar.

“Karena pada malam itu, para malaikat membawa perkara-perkara yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, yaitu nasib kita pada tahun ini hingga tahun yang akan datang, serta membawa dan membagikan Rahmat dan keselamatan dari Allah SWT untuk orang-orang mukmin,” imbuhnya.

Ia menambahkan, dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa pada malam Nisfu Sya’ban kita diminta untuk taqorrub (mendekat) kepada Allah, lalu dari situlah Allah mencatat nasib seseorang dalam setahun ke depannya, tergantung doa dan amalannya. Meskipun semua Ulama ahli Ushuluddin menyepakati bahwa takdir seorang hamba itu sudah tercatat sejak zaman azali sejak sebelum diciptakan langit dan bumi.

“Maka kemudian pada malam Lailatul Qadar, rapot yang telah Allah catat pada malam Nisfu Sya’ban dari catatan besar di zaman azali, akan diperlihatkan kepada para malaikat untuk dilihat tetap. Pada malam Lailatul Qodar catatan itu akan tetap dan tak berubah jika seorang hamba tak berdoa di malam itu dan tidak memanfaatkan malam Lailatul dengan ibadah dan bermunajat kepada Allah,” terangnya.

Sedangkan seseorang yang bermunajat kepada Allah pada malam Lailatul Qadar, lanjut Gus Hayid, akan mengalami perubahan nasib sesuai yang mereka minta dan berdoa dengan detail apa saja yang diinginkan. Maka catatan pada malam Nisfu Sya’ban yang berasal dari catatan taqdir kita di zaman azali akan dirubah dengan doa-doa dan munajat serta taqorrub seorang hamba pada malam Lailatul Qadar.

“Karena itulah, malam Lailatu Qadar itu lebih baik dari pada malan Nisfu Sya’ban. Di malam Lailatul Qadar itu milyaran malaikat yang turun untuk ‘meminta maaf’ karena dulu pas ketika Allah akan menciptakan nabi Adam pertama kali, malaikat pernah meragukan eksistensi manusia yang dianggap hanya akan menimbulkan kerusakan dan menumpahkan darah di atas muka bumi ini. Malaikat turun juga untuk mendoakan keselamatan, ampunan dan menebar rahmatnya Allah. Dan pasti Allah akan mengabulkan doanya para malaikat,” ungkapnya.

Kapan malam Lailatul Qodar itu datang? Gus Hayid menjawab tegas tidak ada yang tau kepastian datangnyanmal Lailatul Qadar kecuali Allah. Tapi bagi orang- orang yang Sholeh akan bisa mengidentifikasi dengan tanda-tandanya.

“Banyak riwayat menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar ini disembunyikan oleh Allah, agar para manusia bersemangat dan terus berlomba-lomba untuk beribadah dan mendapatkannya sejak malam pertama ramadhan hingga akhir Ramadhan,” lanjutnya.

Gus Hayid menambahkan, rahasia disembunyikan malam istimewa ini karena jika Lailatul Qadar tidka dirahasiakan dan dibuka oleh Allah kapan malam Lailatul Qadar tersebut turun, maka manusia akan bermalas-malasan dalam beribadah dan hanya akan beribadah pada malam Lailatul Qadar saja.

“Dalam sebuah riwayat dikatakan, tanda-tanda akan datangnya malam Lailatul Qadar salah satunya ada di sepuluh hari terakhir Ramadhan dan di malam ganjil, ciri lainnya adalah matahari saat terbit memancarkan cahaya yang sangat terang dan putih. Karena dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa saat Rasulullah SAW bermimpi tentang Lailatul Qadar bentuknya sebuah sinar cahaya yang sangat terang,” urainya.

Tanda lainnya adalah, pada siang hari menjelang Lailatul Qadar cuacanya cerah tapi seperti ada yang menutupi aliran cahaya ke bumi. Namun demikian meskipun cerah, akan tetapi tidak menimbulkan gerah dan panas. Tubuh kita tidak merasa panas dan gerah. Karena pada pagi hari saat munculnya, matahari itu sudah dibayang-banyangi oleh turunnya miliaran para malaikat,” jelasnya.

Gus Hayidpun menerangkan, selain cahaya yang cerah juga di barengi dengan angin semilir. Angin semilir itu Rahmat Allah yang mengiringi tasbihnya para malaikat. Dan menjelang Maghrib tiba , udara terasa semakin teduh dan sejuk. Dan di malam hari saat Lailatul Qodar turun, Susana langit cerah dan tidak mendung. Bintang-bintang tampak berkerlip di balik sayap malaikat yang hilir mudik turun ke bumi.

“Golongan yang ketiga dari orang memahami malam Lailatul Qodar adalah yaitu orang-orang yang istimewa, memandang semua malam di bulan suci Ramadhan selayaknya malam Lailatul Qadar. Mereka bahkan bisa seolah ‘melihat’ rahmat Allah, melihat turunnya para malaikat. Dan kehadiran Allah SWT di malam itu. Kelas ini adalah kelasnya para Auliya dan Ambiya walmursalin,” ungkapnya.

Ia juga memaparkan, Imam Al-Ghazali mengatakan berdasarkan pengalaman spiritualnya, bahwa jika Ramadlan diawali dengan hari Jum’at, maka malam Lailatul Qadar biasanya terjadi pada malam ke-27. Demikian halnya dengan abu Yazid Albustami yang pernah menemukan Lailatul Qadar sebanyak dua kali dalam hidupnya, kebetulan bertepatan dengan malam 27 Ramadhan. Malam 27 ini menjadi malam yang banyak disepakati para ulama akan umumnya turun Lailatul Qadar. Akan tetapi, karena malam keagungan dan kemuliaan itu dirahasiakan, bisa jadi awal Ramadhan, pertengahan atau terserah Allah yang mau menurunkannya.

“Menurut Syekh Abil Hasan Al-Syadzili, apabila Ramadlan diawali dengan hari Jum’at, maka malam Lailatul Qadar adalah pada malam Nuzulul Quran. Karena dalam Surat Al-Qadar dikatakan bahwa Nuzulul Quran terjadi pada Lailatul Qadar,” terangnya.

Ia menambahkan, dahulu umat Nabi Musa As yang bernama Sam’un Alghozi atau dalam cerita barat disebut Samson hidupnya di dedikasikan untuk beribadah puasa di siang hari dan qiyamul lail di malam hari serta berperang di jalan Allah selama seribu bulan tahun, kemudian umat Rasulullah SAW ingin mendapat keutamaan seperti umat Nabi Musa itu, maka Allah menciptakan malam Lailatul Qadar yang kemuliaannya lebih baik dengan seribu bulan sebagai Rahmat dan anugerah terbaikAllah kepada Rasulullah dan umatnya..

“Secara harfiah, Lailatul itu bermakna malam, sedangkan Qadar bermakna agung atau mulia. Maka Lailatul Qadar adalah malam yang mulia atau malam yang agung,” tutur Gus Hayid.

Ia pun mengungkapkan, secara istilah Lailatul Qadar adalah malam yang mulia, di mana jika pada malam tersebut melakukan amal salih, maka pahalanya akan lebih baik daripada beribadah seribu bulan.

“Kemudian pada malam itu Allah turunkan malaikat untuk menetapkan perkara-perkara dan memberikan rahmat berupa keselamatan di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang beriman sampai terbit fajar,” jelasnya.

Terakhir ia menyampaikan, maka agar kita bisa meraih malam Lailatul Qadar adalah dengan bermunajat kepada Allah di setiap malam di bulan Ramadlan, karena pada salah satu malamnya pasti malam Lailatu Qadar. Salah satu doa yang anjurkan dibaca dan diperbanyak dilantunkan adalah doa Allahumma Innaka Afwun Karim Tuhibbil Afwa Fakfuanni. Lebih baik lagi tambahkan Allahumma Inna nas’aluka ridhoka wal Jannah wanaudzu buka min sakhotika wannar, setelah syahadat lengkap kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. (006)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *