Dampak Kuliah Online dan Penutupan Tempat Wisata dan Umum, Jumlah Penumpang KRL Turun 32%

by
petugas KRL Commuter Line berjaga-jaya di setiap stasiun mengatur penumpang naik turun.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Sejak adanya pemberitahuan mengenai Kuliah online oleh Perguruan Tinggi dan penutupan tempat umum dan destinasi wisata oleh Pemda, pengguna Jasa KRL Jabodetabek turun 32%.

Penurunan ini khususnya terlihat di sejumlah stasiun yang terdampak kebijakan ini yaitu, Stasiun Ancol turun 59%, Stasiun Jakarta Kota turun 38%, Stasiun Juanda turun 25%, dan Stasiun UI turun 17%.

“Namun demikian, perjalanan KRL Commuter Line pada Senin (16/3/2020) ini berjalan normal seperti biasa dengan melayani 991 perjalanan yang meliputi seluruh lintas, yaitu Bogor/Depok-Jakarta Kota pp, Bogor/Depok-Jatinegara pp, Cikarang/Bekasi-Jakarta Kota pp, Rangkasbitung-Tanah Abang pp, Tangerang-Duri pp, dan Tanjung Priok-Jakarta Kota pp,” ungkap Anne Purba, VP Corporate Communications PT KCI kepada www.beritabuana.co, Senin (16/3/2020).

Anne menyebutkan, sampai siang ini juga terpantau ada penurunan jumlah pengguna jasa KRL. Dari data yang ada, pada hari Senin PT KCI normalmya melayani 1 juta hingga 1,1 juta pengguna dalam satu hari. Sementara hingga pukul 14.00 siang ini volume pengguna hanya mencapai 350 ribu.

“PT KCI memprediksi hari ini jumlah pengguna mencapai 700.000 – 800.000 (turun 27%). Sepertinya bebrapa perusahaan juga sudah menerapkan anjuran Work from home,” ujarnya.

Dalam situasi saat ini, menurut Anne, sebagai operator KRL Commuter Line PT KCI berupaya untuk tetap menyediakan layanan transportasi kepada masyarakat yang membutuhkan terutama petugas medis, pekerja di apotek, pekerja di sektor layanan publik, hingga sektor logistik yang vital termasuk penyediaan bahan pokok.

“PT KCI mengajak para penggunanya mengikuti himbauan dari pemerintah untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Himbauan tersebut penting untuk mencegah penyebaran virus corona semakin meluas,” tutur Anne, sembari menambahkan KRL tetap beroperasi normal tanpa mengurangi frekuensi perjalanan.

Untuk itu, terang Anne, PT KCI berharap layanan ini dapat digunakan untuk kebutuhan mendesak yang harus menggunakan transportasi publik. “Dengan memperhatikan himbauan pemerintah tersebut, pengguna jasa yang masih menggunakan KRL tetap dapat menjaga jarak di dalam kereta dan saling mengingatkan agar kita bersama-sama dapat meminimalisir penyebaran virus,” paparnya.

Sebelum menggunakan KRL, jelasnya, PT KCI juga mewajibkan pemeriksaan suhu tubuh untuk seluruh calon pengguna. Pemeriksaan ini wajib diikuti pengguna yang akan naik KRL di sejumlah stasiun termasuk stasiun-stasiun terpadat, yaitu Stasiun Bogor, Manggarai, Gondangdia, Juanda, Sudirman, Tanah Abang, Duri, Tangerang,  dan Rangkasbitung.

“Untuk menjaga kelancaran alur pengguna di sembilan stasiun ini wajib masuk dari pintu akses stasiun yang menyediakan pemeriksaan suhu tubuh. Sementara di stasiun-stasiun lainnya, pemeriksaan suhu tubuh dilakukan secara acak dengan menyasar sebanyak mungkin pengguna KRL,” tuturnya.

Dikatakan, bagi mereka yang saat diperiksa suhunya melebihi 38 derajat celcius tentu akan diminta untuk tidak menggunakan KRL terlebih dahulu. Menurutnya, dalam menjalani pemeriksaan ini, PT KCI mengajak pengguna untuk tetap antri dengan tertib dan mengikuti pemeriksaan demi kesehatan bersama.

Kepada seluruh pengguna jasa, tambah Anne, untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan, perhatikan etika batuk dan bersin di ruang publik, gunakan masker, terutama bagi pengguna jasa yang sedang sakit maupun dalam masa pemulihan, kunjungi Pos Kesehatan Gratis KCI di 30 Stasiun jika merasa kurang sehat/tidak fit, dan tetap menjaga jarak diantara pengguna semaksimal mungkin.

“Bila terdapat perubahan mengenai jadwal perjalanan maupun jam operasional KRL akan kami update melalui akun media sosial resmi perusahaan di twitter @CommuterLine, Facebook Commuter Line, dan Instagram @commuterline,” tutup Anne. (Yus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *