BERITABUANA.CO, JERMAN – Kepala Investor terbesar dari CureVac mengatakan bahwa kontrak ekslusif dengan Amerika Serikan (AS), dalam menemukan sebuah vaksin untuk virus corona atau COVID-19, tidak mungkin dilakukan. Bahkan, perusahaan tersebut membantah ‘klaim tentang adanya isu penjualan perusahaan atau teknologi apapun yang ada di dalam perusahaan’.
“Kami ingin mengembangkan vaksin yang digunakan untuk seluruh dunia, bukan untuk negara tertentu,” kata Kepala Eksekutif dievini Hopp Bio Tech Holding, Christof Hettich, kepada surat kabara Mannheimer Morgen, Minggu (15/3/2020) kemarin.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn mengatakan kepada televisi publik Jerman bahwa pengambilalihan perusahaan tidak termasuk dalam opsi yang bisa dilakukan. Ia menyebut bahwa kementerian “telah melakukan pembicaraan yang baik dengan perusahaan selama dua minggu terakhir.”
Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer mengatakan bahwa masalah tersebut akan dibahas pada Senin ini (16/3/2020), dalam komite krisis yang baru dibentuk oleh pemerintah. Sementara, Menteri Ekonomi Peter Altmaier mengatakan kepada TV publik Jerman bahwa “Jerman bukan untuk dijual.”
Untuk diketahui, CureVac berpusat di Tübingen, sebuah kota di Jerman baratdaya. Perusahaan ini bekerja sama dengan Institut Paul Ehrlich, yang terhubung dengan Kementerian Kesehatan Jerman. Perusahaan ini juga memiliki fasilitas lain di Frankfurt dan di Boston, AS.
CureVac berharap akan memiliki vaksin percobaan pada bulan Juni atau Juli. Setelah itu, perusahaan akan mengajukan persetujuan untuk melakukan pengujian vaksin pada manusia. Penelitian terhadap beberapa kemungkinan vaksin telah dimulai, namun nantinya dua vaksin yang paling menjanjikan akan dipilih untuk digunakan pada tes klinis, demikian kata co-founder CureVac dan kepala produksi Florian von der Mülbe kepada Reuters, Jumat (13/3/2020).
Sebelumnya outlet media terkemuka Jerman itu dengan mengutip seorang sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump menawarkan uang dalam jumlah besar kepada para ilmuwan Jerman yang tengah mengerjakan vaksin virus corona. Trump disebut ingin mendapatkan hak ekslusif atas temuan mereka. (Red)