BERITABUANA.CO, JAKARTA – Analis dari Cikini Studi, Teddy Mihelde Yamin melihat ada banyak faktor penyebab kelangkaan gula pasir saat ini, dimana salah satunya adalah tingginya kebutuhan masyarakat yang tidak diantisipasi Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Jika disadari bahwa ada keterbatasan atau kemampuan petani lokal dalam memasok bahan baku dan berproduksi, semestinya Kemendag lebih tanggap dan mampu mengantisipasinya jauh-jauh hari. Idealnya begitu,” kata Teddy dihubungi media, Senin (16/3/2020).
Selama ini, menurut dia, pemerintah selalu mengatakan bahwa stok (gula) cukup. Tetapi faktanya gula langka dipasaran. Ini berarti ada yang salah dan jajaran Kemendag tidak bekerja dengan benar.
“Saya menganalisa, kelangkaan gula pasir ini sengaja diciptakan, untuk para rente menanggok keuntungan. Ini yang saya sebut sebagai kapitalisme bencana (disaster capitalisem),” tegasnya.
Sebenarnya, Direktur Eksekutif Cikini Studi itu mengaku mudah dilacak dari respon kebijakan pemerintah yang membuka ruang rente impor, informasi yang disimpangsiurkan (dimana semua pejabat mau tampil ngomong), dan kepanikan yang disetting (panic buying atau intended panic reseller).
“Kalau sampai negara kalah, maka lawan kita bukan virus corona atau COVID-19 lagi, tapi kapitalsme yang didukung negara,” sebut Teddy.
Sekedar diketahui, belakangan ini gula menjadi salah satu bahan produk yang sudah didapat dipasar, dengan merebaknya virus corona. Kondisi tersebut juga diakui Mendag Agus Suparmanto.
Untuk mengatasi ini, Mendag Agus mengaku akan menambah pasokan gula hingga 550 ribu ton dalam waktu dekat. Namun, di belum mengungkapkan darti mana saja tambahan stok itu didapatkan.
“Gula kita akan tambahkan 550 ribu ton dan sudah akan masuk sebagian pada akhir bulan sekitar 216 ribu ton. Kondisi sekarang didistributor ada 159 ribu ton,” beber Agus pada Jumat (13/3/2020) kemarin.
Mendag juga mengatakan, pada April juga akan ada penambahan stok gula sebanyak 250 ribu ton. Angka tersebut diharapkan bisa encukupi kebutuhan gula di masyarakat.
“Dengan begitu, sampai akhir Agustus, stok gula ada sekitra 670 ribu ton, tetapi disesuaikan kondisi panen dari pada gula terebut,” pungkas Mendag Agus Suparmanto. (Kds)