BERITABUANA.CO, JAKARTA – Tidak berlebihan memang, Kota Semarang menjadi Kota kedua setelah Jakarta di Indonesia, yang memprioritaskan moda transportasi angkutan massal perkotaan bagi warganya untuk bepergian dengan mudah, aman, nyaman, dan murah ongkosnya.
“Betapa tidak, begitu perhatiannya Pemda Kota Semarang terhadap moda transportasi publik ini, siapapun Wali Kota-nya, tidak bisa seenaknya mengabaikan kebijakan yang telah diambil, karena sudah diikat dengan Peraturan Daerah (Perda),” kata Agustina Wilujeng Pramestuti, Wali Kota Semarang dalam acara Talkshow bertajuk “Masa Depan Mobilitas Kota” : Integrasi Antarmoda Menuju Transportasi Publik Yang Ramah dan Terhubung di Jakarta, Jumat (8/8/2025) sore hingga jelang magrib, yang diinisiasi Kompas Group dan Kemenhub.
Agustina mengatakan, untuk memajukan transportasi perkotaan, Pemda Kota Semarang pada tahun ini menganggarkan Rp292 miliar untuk berbagai keperluan termasuk subsidi.
“Bagi warga ber KTP Semarang digratiskan naik Bus Trans Semarang dan Rp1.000 bagi warga di luar Semarang,” ungkapnya.
Menurut Djoko Setijowarno, Pengamat Teansportasi dalam kesempatan itu, majunya transportasi publik disuatu daerah seperti Jakarta dan Semarang tidak terlepas dari keberpihakan kemauan politik pemimpinnya. Setiap ganti pemimpin kebijakannya pun berganti.
“Berbeda dengan Jakarta, pemimpinnya selalu memperhatikan transportasi publiknya, dan begitu pula Semarang dengan Perda-nya yang mengikat, siapapun Wali Kota-nya tidak bisa merubah seenak perutnya,” ucap Djoko, seraya menyebutkan perlunya Perda yang mengikat di suatu daerah untuk memajukan transportasi publiknya.
Dirjen Perhubungan Darat, Irjen (Pol) Aan Sunanan, saat pembukaan talk show mengatakan sejak digulirkannya program BTS (Bus Trans Smar) pada 2017 oleh Kemenhub, walaupun tertatih-tatih pada awalnya, dan dianggap tidak seksi, namun dalam lima tahun terakhir sudah 14 kota menerapkan transportasi massal, dan Semarang salah kita yang telah mandiri.
Menurutnya, integrasi antarmoda menjadi relevan saat sekarang. Sebab, transportasi sudah menjadi urat nadi kebutuhan warga. Jika ada suatu rute transportasi dibuka, maka beroengaruh bagi warga disekitarnya.
Untuk itu, tambah eks Kakorlantas Polri ini, integrasi antarmoda sangat diperlukan tetutama untuk memangkas ongkos. “Kita berharap kekedepan dengan anggaran yang terbatas disetiap daerah, BUMN dan BUMD bisa bersinergi membiayai orogram BTS untuk memberdayakan masyarakat menggunakan transportasi massal.
Integrasi antarmoda, kata Dirjen Integrasi Transportasi dan Multimoda Kemenhub, Risal Wasal, integrasi antarmoda menjadi komponen penting dalam meningkatkan perputaran roda ekonomi daerah. “Kolaborasi antara prmerintah pusat, daerah dan swasta sangat dibutuhkan. Jakarta menjadi contoh yang ideal penerapan integrasi antarmoda di Indonesia, dan Semarang, Kota yang sedang mempersiapkan integrasi darat, laut dan udara.
“Trsnsportasi publik menjadi kunci penting dalam meningkatkan perekonomian suatu daerah,” ujar eks Dirjen Perkeretaapian ini, seraya menyebutkan Jakarta sudah memiliki sarana transportasi mumpuni untuk melayani warga Jabodetabek, walaupun masih ada kekurangan yang harus ditingkatkan. (Yus)