BERITABUANA.CO, KUPANG – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2025 Kabupaten Sabu Raijua masih menduduki posisi terendah, yakni 62,74.
Hal ini diungkapkan Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Bangngu Kale saat jumpa pets virtual, Rabu (5/11/2025).
“Urutan IPM terendah masih ditempati oleh Kabupaten Sabu Raijua (62,74), sedangkan urutan teratas masih ditempati oleh Kota Kupang (83,65),” tegas Matamira Kale.
Disamping itu, jelas Matamira Kale, Kota Kupang juga satu-satunya wilayah, dengan status capaian pembangunan manusia yang “sangat tinggi” (IPM ≥ 80).
“Kabupaten yang mengalami peningkatan status capaian pembangunan manusia dibandingkan 2024 adalah Flores Timur, Sikka, Manggarai, dan Nagekeo,” ujar Matamira Kale.
Menurut dia, keempat kabupaten tersebut, pada tahun 2024 menempati status capaian “sedang”, sementara tahun 2025 meningkat menjadi “tinggi” dengan angka IPM lebih dari 70.
“Jumlah kabupaten/kota di Provinsi NTT dengan status capaian pembangunan manusia, yang “sangat tinggi” (IPM ≥ 80) pada tahun 2024 adalah sebanyak satu, status tinggi (70 ≤ IPM < 80) sebanyak 7 kabupaten, status “sedang” (60 ≤ IPM < 70) adalah 14 kabupaten dan tidak ada kabupaten dengan status “rendah” (IPM < 60),” paparnya.
Pada kesempatan tersebut, Matamira Kale juga mengungkapkan, peningkatan IPM tahun 2025 didukung oleh semua dimensi penyusunnya, terutama dimensi pengetahuan.
“Indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) mengalami percepatan pertumbuhan, yakni pada tahun 2025 tumbuh 0,83 persen, sementara pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 0,08 persen,” kata dia.
Sementara itu, tambah Matamira Kale, indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) mengalami perlambatan pertumbuhan, yaitu sebesar 2,49 persen, dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,56 persen.
“Indikator Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) mengalami percepatan pertumbuhan, yakni 0,46 persen, dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,36 persen,” ungkap Matamira Kale.
Dan di sisi lain, tandas Matamira Kale, Indikator pengeluaran riil per kapita, juga mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan, dari 3,47 persen menjadi 2,36 persen pada tahun 2025. (iir)







