BERITABUANA.CO, RAMALLAH —
Kelompok Hamas membebaskan 20 sandera Israel terakhir yang masih hidup dari Jalur Gaza pada Senin (13/10/2025) pagi, menandai babak baru berakhirnya konflik dua tahun antara Israel dan Hamas. Pembebasan ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata bersejarah yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dan disambut langsung oleh Presiden Donald Trump dalam kunjungannya ke Israel.
Menurut keterangan resmi, Hamas menyerahkan para sandera kepada Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dalam dua tahap. Tujuh orang pertama diserahkan sekitar pukul 08.45 waktu setempat, sementara 13 lainnya dilepaskan dua jam kemudian. Israel kemudian mengonfirmasi bahwa seluruh sandera telah diterima dengan selamat.
Momen pembebasan itu terjadi bertepatan dengan kedatangan Presiden AS Donald Trump di Bandara Tel Aviv. Trump melakukan kunjungan ke Timur Tengah untuk merayakan tercapainya perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas — sebuah kesepakatan yang disebutnya sebagai “awal baru bagi perdamaian kawasan.”
Trump disambut oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelum dijadwalkan berpidato di parlemen Israel di Yerusalem. Setelah itu, ia akan menuju Mesir untuk menghadiri seremoni penandatanganan perjanjian perdamaian yang juga dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pemerintah Israel merilis identitas tujuh sandera pertama yang dibebaskan — seluruhnya laki-laki, enam di antaranya berusia 20-an tahun dan satu berusia 48 tahun. Belum ada keterangan resmi terkait kondisi medis mereka.
Kesepakatan Bersejarah dan Dampaknya
Dalam kesepakatan yang disepakati pekan lalu, Israel diwajibkan membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina, termasuk beberapa mantan anggota Hamas yang sebelumnya dijatuhi hukuman seumur hidup. Pembebasan gelombang pertama tahanan Palestina dimulai Senin pagi waktu setempat.
Israel juga telah menarik pasukannya dari sebagian besar wilayah padat penduduk di Gaza dan menyetujui peningkatan pasokan bantuan kemanusiaan ke wilayah yang hancur akibat perang dua tahun terakhir itu.
Sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023, lebih dari 67.000 warga Gaza tewas, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, sementara militer Israel mencatat kehilangan 470 tentaranya. Hampir seluruh penduduk Gaza kini hidup mengungsi.
Konflik berkepanjangan itu mengguncang stabilitas kawasan, memicu bentrokan antara Israel dan kelompok pro-Iran di Lebanon, Suriah, dan Yaman, serta meningkatkan ketegangan langsung antara Israel dan Iran.
“Setelah para sandera yang masih hidup tiba, Palang Merah akan kembali ke Gaza untuk mengambil jenazah korban yang diculik,” ujar Gal Hirsch, koordinator urusan tawanan perang dan orang hilang di kantor Perdana Menteri Netanyahu.
Negosiasi di Balik Layar
Kesepakatan ini lahir setelah negosiasi intensif di Sharm El-Sheikh, Mesir, yang dimediasi oleh menantu Trump, Jared Kushner, bersama utusan khusus Steve Witkoff. Keduanya mendapat sambutan meriah di Lapangan Sandera Tel Aviv pada Sabtu malam, di mana ribuan warga Israel bersorak atas keberhasilan diplomasi tersebut.
Namun euforia itu tak sepenuhnya bebas dari kontroversi. Warga mencemooh saat Witkoff mencoba memberi kredit kepada Netanyahu, yang dituding sebagian publik memperpanjang perang demi menjaga koalisi politiknya.
“Suatu hari nanti kami akan menceritakan kisah negosiasi ini — kisah yang membuat orang tertawa dan menangis,” kata Kushner sambil tersenyum, menandakan betapa rumit dan emosionalnya proses yang berlangsung pekan lalu.
Masa Depan Gaza Masih Samar
Meski gencatan senjata telah berlaku, masa depan Gaza masih belum pasti. Hamas dilaporkan kembali menurunkan aparat kepolisian di beberapa bagian Kota Gaza hanya beberapa jam setelah pasukan Israel mundur, menunjukkan bahwa kelompok itu masih memiliki pengaruh signifikan.
Usulan Amerika Serikat menyebutkan akan dibentuk “Dewan Perdamaian Gaza” yang diketuai oleh Donald Trump dan melibatkan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair untuk mengawasi pemerintahan teknokrat Palestina. Namun Trump menyatakan masih ingin memastikan sejauh mana Blair dapat diterima di dunia Arab.
“Saya ingin memastikan dulu apakah Tony bisa diterima semua pihak,” kata Trump kepada wartawan dalam perjalanan ke Israel. “Saya pribadi menyukainya, tapi saya harus pastikan dia dapat diterima di kawasan ini.”
Sementara itu, pasar keuangan Israel menunjukkan respons positif. Nilai mata uang shekel melonjak ke posisi tertinggi dalam tiga tahun terakhir, dan bursa saham Tel Aviv menguat tajam. Meski demikian, para ekonom memperingatkan bahwa beban fiskal akibat perang masih akan menjadi tantangan berat bagi pemerintah Netanyahu.
Dengan berakhirnya drama dua tahun penuh darah dan penderitaan, dunia kini menanti apakah kesepakatan ini benar-benar menjadi awal perdamaian abadi — atau hanya jeda singkat sebelum babak baru konflik di Gaza kembali meletus. (Red)