BERITABUANA.CO, JAKARTA – 58 tahun keberadaan Indonesia National Shipowners Association (INSA) sejak berdiri 9 Agustus 1967 di zaman pemerintahan Presiden Soekarno, terus berkiprah dalam mewadahi perjuangan, pengabdian dan kebersamaan para pelaku pelayaran nasional dalam mendorong industri pelayaran nasional.
“Yang terus menjadi ganjalan INSA hingga saat ini adalah belum terwujudnya azas cabotage demi kedaulatan dan ketahanan dari negara ini dalam bidang pelayaran,” ujar Carmelita Hartoto dalam acara syukuran 58 tahun keberadaan INSA, Senin (11/8) di Kantor DPP INSA Jakarta.
Hal itu, kata Meme, sapaan akrab Carmelita Hartoto, sekaitan juga dengan tema yang diangkat pada ulang tahun ke-58 adalah “INSA bersatu, maritim berdaulat, Indonesia maju”. Menurutnya, INSA telah menjadi panutan bagi asosiasi lain, karena usianya yang sudah tua. “Meski begitu kita terus berusaha untuk perfect,” ucapnya.
Dikatakan, keberhasilan yang telah dicapai oleh INSA selama adalah salah satunya mengenai azas cabotage, walaupun belum sepenuhnya dipenuhi, namun pihak asing berusaha untuk membuka azas cabotage untuk pelayaran nasional Indonesia. “Makanya, kita harus terus menerus menyuarakan soal azas cabotage ini. Karena menyangkut ini kedaulatan RI, ketahanan dari negara ini,” tukas Meme.
Betapa tidak, tuturnya, jika tak ada kapal-kapal lokal berlayar di perairan internasional, misalnya terjadi perang, apakah kapal asing mau membantu ? “Itulah kenapa saya terus menerus untuk menyuarakan azas cabotage ini, supaya semua memahami maksud dari azas cabotage,” ungkap Meme, seraya mrnyebutkan hal serupa bagaimana beyond cabotage, dan eksistensi pelayaran lokal.
Karena itu, tegas Meme, kedaulatan maritim menjadi harga mati. “Kita harus terus menjaga dan menyuarakan azas cabotage bahwa laut kita harus dilayari oleh kapal kita, diawaki oleh pelaut kita, demi kepentingan bangsa kita sendiri. Azas ini bukan hanya regulasi tapi benteng ekonomi sekaligus simbol kedaulatan negara di jalur laut. Jangan mau laut kita diintervensi dari pihak manapun,” tandasnya.
Meme mengemukakan, 58 tahun keberadaan INSA bukanlah perjalanan yang singkat, tapi telah hampir enam dekade menjadi wadah perjuangan, pengabdian dan kebersamaan para pelaku pelayaran nasional dalam mendorong industri pelayaran nasional untuk terus maju dan berkembang.
“Kita lahir, tumbuh, dan terus berjuang di tengah ombak tantangan yang datang silih berganti, namun kita tetap tegak, karena kita tau pelayaran adalah bagian dari DNA bangsa ini,” ujarnya.
Untuk itu, tambah Meme, di usia yang kian matang dengan deretan prestasi yang telah diukir, maka sudah sepatutnya dikawal organisasi ini agar marwahnya tetap terjaga.
“Keberhasilan INSA sampai hari ini tak terlepas dari dukungan dan kerja keras semua pihak baik DPP, DPC dan para anggota di seluruh Indonesia. Terimakasih telah menghidupkan roda organisasi ini, bukan hanya dengan waktu dan tenaga, tapi juga dengan komitmen dan rasa memiliki,” pungkasnya.
Hal serupa diutarakan, Lukman Lajoni selaku Pembina INSA, pelayaran nasional adalah tulang punggung ketahanan multimoda transportasi Indonesia yang menghubungkan logistik, perdagangan, dan mobilitas masyarakat dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote, demi menjaga kedaulatan bangsa ini.
Acara syukuran 58 tahun INSA dihadiri oleh segenap dewan pembina, pengawas, penasihat, para pengurus, dan anggota, berlangsung cukup sederhana, namun penuh khidmad dan penuh canda tawa. (Yus)