Posibilitas Geopolitik: India – Pakistan dan Harga Emas

by
Pakistan serang India dengan rudal. (Ilustrasi/Foto: Ist)

OPTIMISME adalah taruhan terbaik. Pesimisme sebaliknya! “Memukau”, dan punya tempat istimewa dalam hati.

Ketika AS mensitir akan menurunkan tarif impor China ke AS. Atau, saat Presiden Donald Trump “merayu” India-Pakistan agar berdamai.  Harga ‘Aurum’ (Emas/Au) bereaksi.

Komoditas emas rentan dengan sentimen ‘positif-negatif’ peristiwa geopolitik. AS masih memainkan peran stabilitas ekonomi dan politik di berbagai kawasan.

Sikap cuek AS (di awal), atas konflik India-Pakistan, lalu khawatir ancaman perang nuklir kedua negara “Anak-benua” ini. Membuat Menlu AS Marco Rubio “kalang kabut”. AS berubah pikiran.

Tak urung Donald Trump menelepon PM India Narendra Modi, dan PM Pakistan Shehbaz Sharif. Trik Trump ‘bak meteor’, tak perlu menunggu lama! Trump “merayu”, dan India-Pakistan tertarik.

Pintu masuk Trump lewat akomodasi lunak  “tarif dagang”.  Menggiurkan! Membuat keduanya mau melakukan gencatan senjata, saat telah berada di tepi jurang perang nuklir. Itulah optimisme!

China, serta konflik Pakistan-India, berkontribusi besar menghentikan “rallying” “kegilaan” harga emas saat ini. Itulah pesimisme! Memukau!

Betul! Optimisme adalah taruhan terbaik bagi kebanyakan orang. Karena dunia cenderung  membaik. Betul pula, pesimisme punya tempat istimewa. Kedua kutub ini, memunculkan “posibilis” (peluang) yang sangat serius.

Emas (Aurum/Au) yang bergerak liar di dua bulan belakangan. Kini perlahan menuju pada ‘equilibrium’, atau keseimbangan baru. Faktor: Perang Dagang AS-China, Konflik Rusia-Ukraina, Konflik India-Pakistan yang mereda, menjadi tonggak untuk menjauhi resesi dunia.

“Safe Haven”, sekaligus alat lindung nilai (hedging) emas yang melandai (turun).  Memberi optimisme di sisi perekonomian, sekaligus pesimisme untuk spekulan.

Sempat menyentuh “peak”nya di 23 April 2025 seharga Rp 2.125.000 per gram, kini harga emas turun ke Rp 1,8 juta-Rp 1,9 jutaan. Perdagangan dunia, pun  sempat menyentuh US$ 3.424,30 per troy ons, kini hanya tinggal US$ 3.200 per troy ons. Satu troy ons setara debgan 31,103 gram.

Membaiknya peta geopolitik di tiga sumbu konflik (perang dagang, India-Pakistan, dan Ukraina-Rusia). Memberi banyak spekulasi (optimisme-pesimisme) tentang harga emas.

Berbagai probabilitas, dari tiga faktor di atas. Pelaku pasar di satu sudut memperkirakan, emas bisa menyentuh angka US$ 3.065 per troy ons. Ini artinya, harga emas bisa kembali ke angka Rp 1,6 hingga Rp 1,7 juta per gramnya.

Inggris yang merupakan pusat standard dan patokan harga emas global, bisa me-‘rebound’ harga emas kembali. “London Bullion Market Association (LBMA) dan London Metal Exchange (LME) adalah tempat acuan harga emas global. Bank Of England, bisa mempengaruhinya.

Bank Of England (BoE) yang telah menurunkan suku bunga dari 4,5 persen ke 4,25 (pertemuan Mei). Kabarnya, kembali akan memangkas lagi  25 basis poin (0,25 persen). Menjadi 4 persen. Faktor ini, cukup mempengaruhi turun-naiknya harga emas.

Nah, jangan khawatir. Turunnya harga emas saat ini (geopolitik), tidak akan membuat emas terjungkal dalam. Banyak unsur lain yang akan menyentuhnya! Termasuk BoE.

Sengketa Kashmir (India-Pakistan), konflik Ukraina-Rusia tidak akan pernah berhenti. Historis, India tidak akan memerdekakan Kashmir, Rusia tak akan mengembalikan Semenanjung Krimea, dan perang dagang China-AS tetap tak akan terselesaikan sepenuhnya.

Emas (Aurum), tetap menarik. Meski kemarin turun Rp 23.000 (Rp 1,9 jutaan), dan hari ini turun Rp 21.000 (Rp 1,8 jutaan). Tetap simpan, dan lupakan untuk menjualnya!

*Sabpri Piliang* – (Wartawan Senior/Anggota Dewan Redaksi www.beritabuana.co