Di Thailand: Seorang Pria Tembak Mati Empat Warga, Satu di antaranya Anak-anak

by
Ditembak. (Ilustrasi/Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, BANGKOK – Tembak menembak bukan saja terjadi di Amerika Serikat (AS) atau negara Eropa lainnya. Di Thailand pun terjadi. Diana seorang pria bersenjata telah menembak mati tiga orang termasuk seorang bocah di wilayah Thailand selatan yang dilanda pemberontakan. Aparat kepolisian saat ini masih mengejar pelaku penembakan.

Penyerang melepaskan tembakan pada Jumat (2/5/2025) malam waktu setempat di daerah permukiman distrik Tak Bai di provinsi Narathiwat, satu dari tiga provinsi berpenduduk mayoritas Muslim di wilayah Thailand selatan, yang dilanda pemberontakan separatis selama puluhan tahun.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (3/5/2025), polisi mengatakan bahwa tiga orang tewas, termasuk seorang anak perempuan berusia sembilan tahun dan seorang pria berusia 75 tahun.

“Satu korban meninggal di tempat kejadian, dan dua lainnya meninggal karena luka-luka mereka di rumah sakit,” kata petugas polisi setempat Watthana Thurarat kepada AFP, seraya menambahkan bahwa dua orang lainnya terluka.

“Polisi yakin tersangka, yang masih buron, terkait dengan kelompok pemberontak,” kata Watthana.

Kekerasan sering mengguncang provinsi-provinsi di Thailand selatan, yaitu Narathiwat, Pattani, dan Yala, tempat para separatis yang menginginkan otonomi lebih besar bagi wilayah yang secara agama berbeda. Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 7.000 orang sejak 2004.

Namun, serangan terhadap warga sipil tak bersenjata di daerah permukiman masih relatif jarang, dengan sebagian besar menargetkan personel keamanan.

Pada tahun 2004, pasukan keamanan Thailand menembaki kerumunan pengunjuk rasa di luar kantor polisi di Tak Bai, menewaskan tujuh orang.

Kemudian, 78 orang lainnya mati lemas di belakang truk militer setelah mereka ditangkap — tindakan keras mematikan yang secara luas dianggap sebagai pemicu kerusuhan di selatan negara yang mayoritas beragama Buddha itu.

Tahun lalu, pengadilan Thailand menolak kasus Tak Bai yang telah lama tertunda, yang diajukan oleh keluarga korban terhadap tujuh pejabat kepolisian, ketika undang-undang pembatasan berakhir.

Para analis telah memperingatkan bahwa keputusan itu dapat semakin mengobarkan ketegangan di wilayah tersebut. (Kds)