Para Gen Z Harus Pahami dan Pelajari Resiko Pinjol Sebelum Meminjam

by
Asep Dahlan, Konsultan Keuangan juga pendiri DahlanConsultant. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kemajuan teknologi digital menghadirkan berbagai kemudahan, termasuk dalam urusan keuangan. Berbagai layanan finansial seperti Pay Later hingga pinjaman online (pinjol) semakin marak digunakan oleh masyarakat, terutama generasi muda.

Konsultan keuangan Asep Dahlan mengingatkan bahwa kemampuan mengelola finansial dengan bijak menjadi hal yang sangat penting, terutama bagi generasi Z (Gen Z), agar tidak terjebak dalam jeratan utang.

“Gen Z harus mampu mengelola keuangan dengan baik. Jika memang terpaksa harus menggunakan pinjaman online atau layanan Pay Later, mereka harus paham risikonya dan menggunakannya dengan bijak,” ujar Kang Dahlan, sapaan akrab pendiri Dahlan Consultant, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/1/2025).

Selain itu, Kang Dahlan juga memberikan beberapa tips bagi Gen Z, bagaimana tetap bijak dalam mengelola keuangan. Gen Z, saran dia, agar menggunakan Pinjol sebagai opsi terakhir.

“Pertimbangkan lebih dahulu alternatif lain, sebelum mengajukan pinjaman online, seperti menabung, mencari penghasilan tambahan, atau meminjam dari keluarga dengan kesepakatan yang jelas,” imbuhnya.

Kemudian, lanjut Kang Dahlan, pilih Pinjol yang legal dan terdaftar di lembaga keuangan resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, pastikan layanan pinjaman berasal dari perusahaan yang terdaftar dan diawasi OJK, untuk menghindari jerat Pinjol ilegal yang merugikan.

Gen Z, masih menurut Dahlan, harus memahami syarat, bunga, dan biaya tambahan, dengan membaca seteliti mungkin semua ketentuan, termasuk bunga, denda keterlambatan, dan biaya admin.

“Jangan sampai terjebak dalam utang berbunga tinggi, karena kurangnya pemahaman,” kata Kang Dahlan seraya juga meminta Gen Z menghindari gali lubang tutup lubang alias jangan meminjam untuk melunasi pinjaman sebelumnya, karena ini hanya akan membuat utang semakin menumpuk dan sulit dikendalikan.

Disamping itu, Gen Z juga harus menyesuaikan dengan kemampuan finansial
dengan mengajukan pinjaman sesuai kemampuan bayar, idealnya cicilan utang tidak lebih dari 30% dari penghasilan bulanan agar keuangan tetap sehat.

“Yang perlu diingat, gunakan untuk kebutuhan produktif, bukan konsumtif. Prioritaskan pinjaman untuk hal yang produktif, seperti modal usaha kecil atau pendidikan, daripada sekadar membeli barang konsumtif yang tidak mendesak,” ujarnya lagi.

Gen Z juga, perlu mewaspadai terhadap penipuan dan penyalahgunaan data pribadi. Dan, jangan mudah memberikan data pribadi atau akses ke kontak di ponsel karena pinjol ilegal sering menyalahgunakannya untuk intimidasi atau penipuan.

Sebelum memutuskan untuk melakukan pinjaman, Gen Z juga harus melakukan konsultasi dengan pihak yang mengerti masalah keuangan. Dan untuk meningkatkan literasi keuangan Gen Z perlu mempelajari lebih lanjut tentang manajemen keuangan, investasi, dan alternatif lain agar tidak bergantung pada pinjaman online untuk kebutuhan sehari-hari.

“Dengan kesadaran finansial yang lebih baik, saya jamin Gen Z bisa terhindar dari jebakan pinjol yang merugikan dan membangun kebiasaan keuangan yang lebih sehat,” tutup Asep Dahlan. (Ery)

No More Posts Available.

No more pages to load.