BERITABUANA.CO, WASHINGTON – Beredar kabar kalau Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan rencana untuk mencopot lebih dari 1.000 pejabat yang diangkat oleh mantan Presiden Joe Biden.
Trump, dalam unggahannya di media sosial (medsos) prinadinya, yang dikutip beritabuana.co, Selasa (21/1/2025) mengumumkan pemecatan empat orang, termasuk chef terkenal Jose Andres dan mantan jenderal tinggi Mark Milley.
“Kantor Personalia Kepresidenan saya sedang aktif mengidentifikasi dan mencopot lebih dari seribu pejabat kepresidenan dari pemerintahan sebelumnya yang tidak sejalan dengan visi kami untuk Membuat Amerika Hebat Lagi,” tulis Trump.
Langkah ini kemungkinan akan memicu kekhawatiran bahwa Trump berencana menggantikan para pejabat era Biden dengan individu-individu yang setia pada agendanya.
Trump menyebutkan bahwa Milley, yang pada Senin sebelumnya menerima grasi dari Biden, telah dicopot dari Dewan Penasihat Infrastruktur Nasional. Sementara itu, Jose Andres, yang dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh Biden, juga dikeluarkan dari Dewan Presiden untuk Olahraga, Kebugaran, dan Nutrisi.
Potret Milley, mantan ketua Kepala Staf Gabungan, juga dihapus dari Pentagon segera setelah pelantikan Trump pada Senin. Milley sebelumnya dituduh Trump melakukan pembicaraan rahasia dengan China dan bahkan sempat disarankan untuk dihukum mati.
Selain itu, Trump juga mencopot mantan diplomat Brian Hook dari Wilson Center for Scholars dan mantan Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms dari Dewan Ekspor Presiden.
“Anggap ini sebagai Pemberitahuan Resmi Pemecatan untuk keempat individu ini, dan masih banyak lagi yang akan menyusul,” tulis Trump, menambahkan frasa khasnya: “KALIAN DIPECAT!”
Trump juga memerintahkan pegawai federal untuk kembali bekerja di kantor lima hari seminggu dan melemahkan perlindungan pekerjaan bagi pegawai sipil pada Senin, sebagai langkah awal dalam upayanya merombak birokrasi federal.
Sekutu Trump mengatakan bahwa mandat kembali bekerja di kantor dan pencabutan perlindungan pegawai sipil – yang dikenal luas sebagai “Schedule F” – dimaksudkan untuk memudahkan presiden menggantikan pegawai pemerintah lama dengan loyalisnya. (Red)