BERITABUANA.CO, KUPANG – Sebagai Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi (SPK) dan Adrianus Garu (AG) dalam setiap berbicara, selalu mengemukakan hal-hal yang riil, tidak tambal sulam atau jual kecap.
“Hal itu membuat saya kagum, dan acungi jempol buat Paket SIAGA,” ujar Ketua Relawan SPK – AG, Yohanes Sason Helan di Kupang, Rabu (3/10/2024).
Menurut Sason Helan, usia SPK masih tergolong muda dan memiliki karier yang bagus di TNI, bahkan jabatannya pasti akan terus meroket bila ditekuni. Tapi lebih mengorbankan itu semua, dengan ikut kontestasi politik di Provinsi NTT ini.
“Dari aspek itu semua, jika kita kaji lebih mendalam, ada niatan yang baik dan bagus untuk membawa perubahan bagi NTT,” papar Sason Helan.
Sason Helan optimis, jika Tuhan merestui paket nomor urut 3 ini memimpin Provinsi NTT, dan merealisasikan program dan visi misinya, maka Provinsi NTT akan bebas dari persoalan-persoalan yang selama ini menjerat, seperti stunting dan kemiskinan ekstrim.
“Salah satu programnya terkait air, itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat NTT. SPK bukan hanya asal bicara, tapi sudah membuktikan membantu masyarakat dengan pompa hidramnya,” kata Sason Helan.
Dikatakan mantan GM Koperasi Swstisari ini, bahwa air merupakan sumber kehidupan berbagai bidang kehidupan, seperti pertanian dan peternakan. Apalagi NTT merupakan daerah yang kering dan tandus, sehingga sumber air sangat diibutuhkan.
“Seperti di Kota Kupang, untuk konsumsi air saja masih sangat kekurangan, ada kalanya di jalur air yang bagus, masyarakat saling berebutan. Itu baru kita kaji dalam satu rumah kecil, bagaimana dengan kebutuhan banyak orang seperti di kantor atau perusahaan, itu sangat terasa,”ungkap dia.
Untuk itu, Sason Helan mengajak masyarakat untuk sama-sama mendukung kehadiran SPK-AG atau Paket SIAGA nomor urut 3, dalam Pilgub NTT pada 27 November 2024 mendatang.
“Air kebutuhan yang sangat vital, SPK ahlinya, dan baktinya kepada masyarakat NTT itu sudah dibuktikan, selama bertahun-tahun ketika masih menjabat Kasrem 161 Wira Sakti Kupang,” harap Sason Helan.
Diakuinya, meskipun baru mulai terjun di politik, dengan pengalaman dan kedisiplinannya, SPK rela berkorban.
“Itu sudah terbentuk dengan sendirinya dari ilmu ABRI, sehingga saat mengeksekusi programnya di NTT untuk masyarakat kecil, tidak mengambang dan realistis,” pungkas Sason Helan. (iir)