BERITABUANA.CO, KUPANG – Target Stunting tahun 2024 sebanyak 35,5 persen, diturunkan menjadi 33,1 persen di tahun 2025 nanti.
“Pempus melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), telah merubah target penurunan Stunting di seluruh Indonesia, termasuk di NTT,” tegas Pj. Gubernur NTT, Ayodhia G.L. Kalake saat Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi NTT Tahun 2024, di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT, Kamis (22/8/2024)
Dikatakan Ayodhia Kalake, berdasarkan data BPS NTT, jumlah anak dibawah lima tahun (Balita) alami stunting di NTT tercatat 63.804 balita
“Jika kita melihat prevalensi Stunting di Provinsi NTT berada pada angka yang cukup tinggi 37.9 persen, ini adalah hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023,” papar Ayodhia Kalake.
Berdasarkan hasil SKI ini, lanjut Ayodhia Kalake, diharapkan agar angka target tersebut dapat dicapai, dengan semangat kolaborasi dan komitmen yang kuat diantara kita semua.
“Stunting masih menjadi isu prioritas di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan dari kondisi 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 14 persen pada tahun 2024,” tegas dia.
Ayodhia Kalake menjelaskan, percepatan penurunan stunting secara didukung Tim Percepatan Penurunan Stunting yang telah dibentuk baik ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa hingga Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar diseluruh Desa dan Kelurahan.
Kepala Bapperida Provinsi NTT, Alfonsus Theodorus, dalam Laporan Panitia menyatakan, melalui kegiatan ini Pemerintah Provinsi bersama Pemerintah Kabupaten/Kota, terus meningkatkan komitmen melalui kerja kolaborasi yang produktif dan terintegrasi semua stakeholder, dalam rangka penyatuan komitmen dalam rangka penurunan prevalensi Stunting di Provinsi NTT. (iir)