Usia 40 Tahun AP II, Bersiap Menapaki Era Baru Mengakselerasi Pertumbuhan Pariwisata

by
Usia 40 tahun AP II, jajaran direksi dan seluruh karyawan tengah bersiap menapaki era baru dalam sektor kebandarudaraan Indonesia. (ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (AP II) Persero kini menapaki usia 40 tahun sejak 1984. Awalnya mengelola satu bandara, yakni Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), mulai beroperasi 1985. Saat ini mengelola 20 bandara yang terletak di sejumlah pulau yakni Sumatra, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa dan Kalimantan.

Sepanjang kurun waktu empat dekade tersebut jumlah keberangkatan dan kedatangan penumpang pesawat yang dilayani di bandara-bandara AP II telah menembus jauh di atas satu miliar penumpang. Pada rentang 21 tahun saja, atau pada 2002 – 2023, jumlah penumpang pesawat yang dilayani di bandara-bandara AP II sudah mencapai hampir 1,4 miliar penumpang.

“AP II merasakan banyak sekali dukungan dari seluruh pihak selama perjalanan 4 dekade dalam membangun konektivitas udara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. Perseroan berterima kasih atas dukungan yang tidak henti dari seluruh pihak, antara lain jajaran pemerintah, stakeholder dan masyarakat luas dalam mengiringi perjalanan AP II,” ucap Agus Wialdi, Direktur Utama AP II dalam keterangan persnya kepada berselawat tabuana.co di Jakarta, Rabu (14/8/2024)..

Menurutnya, AP II akan dapat terus berkembang dan selalu memperbaiki pelayanan kepada masyarakat luas, terutama penumpang pesawat, maskapai, ground handling dan seluruh pihak. Ke depannya, AP II selalu memiliki komitmen untuk memperbaiki segala kekurangan dalam pelayanan maupun operasional.

Ia mengungkapkan, dalam kurun waktu 40 tahun, tepatnya 13 Agustus 1984, AP II secara berkelanjutan melakukan berbagai pembangunan dan pengembangan bandara-bandara di berbagai kota untuk memperkuat konektivitas udara nasional serta memberikan pelayanan transportasi udara bagi masyarakat.

“Pembangunan dan pengembangan bandara semisal di Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) yang awalnya hanya memiliki 1 terminal penumpang pesawat dan sekarang telah memiliki 3 terminal penumpang pesawat, serta 3 runway (landas pacu). Sehingga menjadikan Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia,” ujar Agus Wialdi.

Kini, Bandara Soekarno-Hatta, tuturnya, sudah menjelma ibarat suatu kota mandiri dengan berbagai infrastruktur dasar sebuah kota, yakni main power station kelistrikan, pengelolaan limbah, instalasi air bersih, stasiun pemadam kebakaran di sisi udara maupun sisi darat, stasiun kereta, serta didukung kantor kepolisian yang mempunyai wilayah hukum setingkat Kabupaten/Kota yakni Polres Bandara Soekarno-Hatta.

Di Bandara Soekarno-Hatta, terang Agus Wialdi, juga dapat ditemui beragam fasilitas seperti hotel, restoran, kawasan perkantoran, SPBU hingga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Transportasi publik pun tersedia lengkap, hingga terdapat skytrain sebagai kereta penghubung antarteminal penumpang pesawat.

“Pembangunan dan pengembangan tidak hanya di Bandara Soekarno-Hatta, tapi juga dilakukan di bandara-bandara AP II lainnya seperti Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang) yang beroperasi dengan terminal baru mulai 1990 dan kemudian terkoneksi dengan stasiun LRT. Dan kemudian di era 2000-an, terminal baru yang modern dibuka di Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) pada 2012, lalu Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) pada 2013, kemudian Bandara Sultan Thaha (Jambi) pada 2015, serta Bandara Supadio (Pontianak) pada 2017,’ ungkapnya.

Agus Wialdi menyatakan, AP II membangun terminal baru dan bandara baru di berbagai kota untuk memastikan konektivitas udara di Indonesia tetap terjaga. Karena transportasi udara adalah transportasi paling efektif di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Bandara sebagai pintu masuk utama juga menjadi penggerak perekonomian dan pariwisata di suatu kota

“Pada usia yang ke-40 tahun, AP II kini tengah bersiap menapaki era baru dalam sektor kebandarudaraan Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan pariwisata nasional,’ pungkasnya. (Yus)