“BARU ketika air pasang, menjadi surut. Anda akan menemukan. Siapa yang berenang dalam keadaan telanjang”. (Warren Buffet).
Mungkin apa yang dikatakan Warren Buffet, tak ada kaitan langsung dengan sepakbola. Buffet lebih berbicara, bagaimana cara berinvestasi yang baik, dan penuh kesabaran. Tidak selalu berhasil saat-saat awal. Bisa saja keberhasilan itu, akan muncul di belakang hari. Tanpa di duga.
Seseorang, dalam bidang apa pun yang dia tekuni, pasti mengalami pasang dan surut. Jatuh-bangun, dan “telanjang” badan. Menandakan seperti apa kemampuan sesungguhnya, yang dimiliki setiap orang. Tanpa perlu ‘koneksitas’ untuk menjadi sesuatu.
Bermain Sepak bola, adalah juga investasi. Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong, dulu juga berinvestasi. Saat kapan? Ketika menjadi pelatih Timnas Korea Selatan 2018, mengalahkan Timnas Jerman 2-0. Itu investasi diri. Karena “prestasi” itulah, Indonesia tertarik menawarinya untuk melatih Timnas Indonesia (2019).
Park Ji-sung, saat menjadi bintang Timnas Korea bersama Ahn Jung-hwan, mengalahkan Portugal, lalu masuk semifinal Piala Dunia 2002. Itu adalah investasi. Kini Park Ji-sung bekerja untuk Manchester United. Semua karena prestasi, investasinya di masa lalu.
Kemudian Yeom Ki-hun. Kapten Timnas Korea Selatan 2014, dikenal sebagai “raja ‘assist (umpan ‘presisi’ yang menghasilkan gol) di Liga Utama Korea (K-League 1). Menolak tawaran Klub elite Arab Saudi, Al Shabab, Yeom Ki-hun memperpanjang kontraknya dengan Klub liga Utama Korea, Suwon.
Tak nyana, Yeom menjadi penyedia “assist” teratas di K-League 1, kurun 2015 dan 2016. Dia mencatat ‘assist’ ke-69, 70, dan 71 di K-League melawan Gwangju FC. Memecahkan rekor Shin Tae Yong sebanyak 68.
Karena kepiawaiannya “memanjakan” seorang “target man”, Yeom menjadi kandidat pemain paling “berharga” (trofi liga) dari K Leauge 1. Dengan kontribusi gol terbanyak (2015). Namun sayangnya, kalah dari ‘striker’ Lee Doong-gook. Prestasi lain dari pemain yang besar di Liga Korea ini, membawa Suwon meraih dua gelar Piala FA, tahun 2016 dan 2019.
Yeom yang pensiun setelah musim terakhirnya di K-League 1 (2023), menjadi pemain yang selalu dikenang sebagai “raja assist”. Rekor manisnya, tampil 43 kali di Piala FA Korea, 391 kali untuk Suwon. Bila dihitung secara keseluruhan, Yeom Ki-hun, adalah pemain pemegang rekor terbanyak di Piala FA dan Suwon.
Meskipun begitu, Yeom tidak dianggap oleh pelatih Korea Guus Hiddink. Guus Hiddink lebih memilih Park Ji-sung di Piala Dunia 2002 (Korea-Jepang). Meskipun keduanya, terhitung satu angkatan (Park Ji-sung kelahiran 1981-Yeom Ki-hun Kelahiran 1983).
Barulah pada Piala Dunia 2010 (Afrika Selatan), pelatih dan mantan pemain Nasional Korea Selatan, Hu Jung-moo, membawa keduanya berbarengan. Sama-sama berposisi pemain tengah (gelandang), Yeom Ki-hun, bukanlah pemain sembarangan.
Berprestasi menjadi pencetak gol terbanyak dalam kompetisi regional negara-negara Asia Timur (EAFF) 2008. Hu Jung-moo kemudian memilih Yeom Ki-hoon di Piala Dunia 2010.
Produktifitasnya yang “expert” itu, membawa Korea Selatan pada tampuk juara East Asia Football Federation (EAFF) 2008.
Pemain kidal berjuluk “Oen bal-ui Masoolsa”, atau “Pesulap Kaki Kiri” ini, piawai dengan kemampuannya menempatkan diri posisi yang tepat. Dengan begitu, bola “crossing dan umpan dari rekannya, selalu menghasilkan gol bagi timnya: baik saat bersama Timnas Korea Selatan, maupun saat bersama Klub.
Meski saat Piala Dunia 2010, Yeom Ki-hun, tidak dalam ‘performa’ terbaiknya. Terutama saat Korea Selatan tertinggal 1-2 dari Timnas Argentina. Padahal ketika itu Yeom punya kesempatan untuk menyamakan kedudukan 2-2, saat sudah berhadapan dengan penjaga gawang Argentina Sergio Romero. Korea Selatan, akhirnya kalah 1-4.
Sekalipun Korea gagal melaju ke babak berikutnya, majalah olahraga Jerman “Kicker”, tetap menulis dalam laporannya, Yeom Ki-hun adalah pemain terbaik ke-2 dari Korea Selatan di ajang itu. Penilaian media bergengsi ini, menjadikan Yeom semakin dikenal di publik Eropa.
Kini Yeom Ki-hun, telah resmi ditunjuk menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong. Sejak kepergian asistennya Dzenan Radoncic ke Montenegro, Oktober 2022, Shin Tae Yong tak punya lagi pelatih khusus untuk penyerang (striker). Terasa sekali “finishing touch” ‘striker’ Garuda, turun drastis.
Mantan pelatih Suwon Samsung Bluewings ini, akan membenahi: Raffael Struick, Marselino Ferdinand, Jens Raven, Ragnar Oratmangoen, Ramadhan Sananta, dan seluruh penyerang Timnas.
Setidaknya, tak ada lagi “assist” matang yang terbuang percuma, mentah. Yeom Ki-hun, akan menjadikan putaran ketiga Pra-Piala Dunia (5 September 2024-10 Juni 2025), sebagai titik harapan Timnas Indonesia. Harapan, untuk langsung lolos dalam “keranjang” enam Tim pertama, di putaran tiga.
Karena itu, pertandingan pertama tanggal 6 September 2024 (dini hari: Indonesia) versus Arab Saudi, haruslah menjadi fase “kongruen” (tanpa gap/tidak inferior). Bila sejak awal (sebelum pertandingan) Timnas Indonesia sudah merasa ‘inferior’ (rendah diri), maka besar kemungkinan, kita akan kalah.
Andai di kedua pertandingan, tandang melawan Arab Saudi, dan kandang versus Australia bisa dimaksimalkan. Setidaknya ‘draw’ terhadap anak asuh pesohor Italia Roberto Manchini (Arab Saudi), dan menang lawan Australia. Maka pertandingan selanjutnya melawan Bahrain, dan Tiongkok, akan terasa lebih ringan (psikologis).
Meski waktu tinggal tiga minggu lagi, tentunya, “Raja” ‘assist’ Yeom Ki-Hun, ingin membuat kejutan. Menyulap talenta muda Timnas Indonesia, menjadi “raja” ‘assist’ seperti dinya, bukan hal mustahil.
Ilmu “stereometri” (ukur ruang dalam matematik), adalah bagian dari pelajaran yang akan diberikan Yeom Ki-hun kepada Raffael Struick dkk. Untuk mencari ruang yang tepat agar menjadi gol.
Begitu juga dengan “trigonometri” (ukur sudut). Mulai dari “positioning”, akurasi “crossing”, dan mencari posisi sudut yang tepat saat serangan, adalah bagian dari strategi untuk mencetak gol.
Sepak bola sesungguhnya adalah matematika. “Stereometri” dan “trigonometri”, dua unsur penting, agar sepak bola, bukan hanya sekadar berlari, dan bingung harus berada di ruang atau sudut mana.
Selamat bergabung. “Keulleob-e osin geos-eul hwan-yeonghabnida”, “Coach” Yeom Ki-hun.
*Sabpri Piliang* – (Wartawan Senior/Anggota Dewan Redaksi www.beritabuana.co)
.