Dukungan 143 Negara di Majelis PBB, Kemenangan Moril untuk Palestina

by
Ade Padmona saat menjadi nara sumber dalam diskusi Gelora Talk bertajuk 'Israel Menginvasi Rafah, Genosida Meluas, Amarah Dunia Kian Menyala', yang ditayangkan secara langung di kanal YouTube Gelora TV Rabu (15/5/2024) sore.. (Foto: Humas GMC)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Duta Besar (Dubes) LBBP RI untuk Yordania merangkap Palestina Ade Padmo Sarwono mengatakan, dukungan 143 negara di Majelis Umum PBB, termasuk salah satunya Indonesia dalam pemungutan suara terkait resolusi keanggotaan penuh Palestina di PBB pada Jumat (10/5/2024) lalu, sebagai kemenangan moril.

“Bahwa semakin banyak negara-negara di dunia ini mengakui keberadaan Palestina untuk mengarah kepada suatu negara merdeka. Jadi ini suatu kemenangan moril, yang tentunya memberikan semangat upaya-upaya menuju kemerdekaan,” kata Ade Padmona saat menjadi nara sumber dalam diskusi Gelora Talk bertajuk ‘Israel Menginvasi Rafah, Genosida Meluas, Amarah Dunia Kian Menyala’, yang ditayangkan secara langung di kanal YouTube Gelora TV Rabu (15/5/2024) sore.

Namun diakui Ade Padmona, perjalanan Palestina untuk menjadi suatu negara merdeka yang merupakan solusi dua negara, masih membutuhkan waktu, terutama terkait keputusan-keputusan internasional yang memberikan pengakuan negara Palestina merdeka.

“Sekarang ini, target jangka pendeknya adalah gencatan senjata permanen dan akses bantuan kemanusiaan dibuka kembali. Sedangkan target jangka menengahnya adalah dimulai kembali perundingan antara Palestina dan Israel,” sebutnya.

Menurut Ade Padmona, saat ini sulit dilakukan, karena Israel dikuasai Partai Ultra Nasional, Yahudi Ortodoks.

“Mereka ini menentang berdiri negara Palestina dan menolak perundingan. Ini yang menyulitkan, tapi pintu perundingan tetap harus kita kedepankan,” ujarnya lagi.

Dubes RI untuk Yordania merangkap Palestina ini pun berharap agar gencatan senjata permanen bisa segera dilakukan, sehingga akses bantuan kemanusiaan bisa dibuka dan upaya merekonstruksi Palestina kembali bisa segera dimulai. Sebab, Israel tetap melakukan operasi militer di Rafah, padahal di sana ada 1 juta pengungsi dari Gaza.

“Dan perkembangan terakhir, serangan juga dilakukan kembali di Gaza Utara, terutama di Jabaliyah. Akibatnya, warga Gaza semakin terjepit, dan memperparah bencana kemanusiaan. Bantuan kemanusiaan juga semakin sulit masuk ke Gaza. Sangat memprihatinkan dan menyedihkan, apa yang terjadi di Gaza,” demikian Dubeas LBBP untuk Yordania. (Ery)