Soal Suara Gus Ipul dan Muhaimin di Jatim, Wasekjen PBNU: Jauh Banget

by
Wasekjen PBNU, H Suleman Tanjung. (Foto: LTN-PBNU)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, H. Suleman Tanjung balik menilai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang lebih pas disebut  “tong kosong nyaring bunyinya”.

Pernyataan Suleman ini sebagai respon atas Sekjen PKB Hasanuddin Wahid dan Sekretaris PKB Jatim Anik Maslachah menyebut Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bak pepatah tong kosong nyaring bunyinya.

“Yang tong kosong itu ya pimpinan PKB. Coba bandingkan, Anies-Muhaimin di Jatim itu hanya empat juta. Bandingkan saat Gus Ipul maju Pilgub, dapatnya sembilan juta lebih,” kata Suleman dalam pernyataan yang diterima Jumat (19/4/2024) di Jakarta.

Sekadar diketahui, dalam Pilpres kemarin Muhaimin yang berpasangan dengan Anies Baswedan, di Jatim memang hanya mendapatkan suara 4.492.652. Perolehan itu pun, lebih banyak disumbang dari kantong-kantong pemilih Anies bukan Muhaimin.

Sedangkan Saifullah Yusuf saat pilgub Jatim 2018 berpasangan dengan Puti Guntur mendapatkan suara 9.076.014 atau lebih dari dua kali lipat suara yang didapatkan Muhaimin di Jatim.

Jebloknya perolehan Anies-Muhaimin, kata Suleman, juga bukti bahwa para kiai-kiai NU sudah mengabaikan Muhaimin. Para kiai dan kekuatan NU, katanya, memang peduli kepada PKB tapi tidak dengan Muhaimin.

“Buktinya beberapa kiai dan bu Nyai NU itu all out loh untuk PKB. Lihat itu di bawah, kantong-kantong basis NU di tps-tps, mereka pilih PKB tapi untuk pilpres mereka ogah,” ujarnya.

Menurut Suleman, harusnya para pimpinan PKB sadar diri bahwa regenerasi kepemimpinan di PKB adalah sebuah keniscayaan karena Muhaimin sudah terlalu lama menguasai PKB.

“Bayangkan, Muhaimin itu sudah 20 tahun lebih. PBNU saja sudah beberapa kali ganti Ketum, lah ini PKB, partai yang didirikan NU kok seakan-akan ndak mau regenerasi. PKB itu bukan partai milik perorangan. PKB milik NU,” kata Suleman.

Karena PKB milik NU, maka sudah sewajarnya NU mengingatkan agar PKB segera melakukan regenerasi kepemimpinan. Menurut Suleman, apa yang selama ini disuarakan Sekjen PBNU Gus Ipul adalah bentuk dari ajakan dan keprihatinan yang mendalam dari NU untuk PKB.

“NU tidak mungkin ngomong kalau PKB dalam keadaan baik-baik saja. Jadi, kalau Sekjen PKB bilang anjing menggonggong, ya siapa anjingnya. Apa ndak kebalik?” ujarnya. (*)