SKK Migas Bergeming Meski Komisi VII DPR RI Minta Target Lifting 1 Juta Barel Minyak Per Hari Tahun 2030, Ditinjau Kembali

by
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodiouro. (Foto: Aman)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro menegaskan bahwa Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), tetap memasang target lifting 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030, meskipun Komisi VII DPR RI meminta untuk meninjau kembali.

“Buat kami adalah ya, tetap target (lifting) 1 juta barrel oil per day (BOPD) itu tidak berubah. Itu harus kita capai,” ujar Hudi D. Suryodipuro di sela-sela Media Gathering dengan Petrochina International Jabung, di Jakarta, Senin (18/3/2024) malam.

Hudi mengatakan, meski dengan 1 juta BOPD, Indonesia masih melakukan impor untuk kebutuhan minyak mentahnya, namun  pencapaian target 1 juta BOPD haruslah tetap dilakukan.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro saat mengikuti Media Gathering yang diadakan Petrochina International di Cikini, Jakarta, Senin (18/3/2025). (Foto: Aman)

Mengenai permasalahan ingin merevisi target tersebut, Hudi menegaskan bahwa SKK Migas selalu melakukan evaluasi secara tahunan.

“Bahkan saat ini, yang sedang kami lakukan itu adalah mengevaluasi bagaimana progres dari IOG (Indonesia Oil and Gas) 4.0 kami, long term plan (rencana jangka panjang) kami,” ucap dia.

Seperti diketahui, sebelumnya, kritik pedas itu datang dari Anggota Komisi VII DPR RI, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), yang berlangsung di Gedung DPR padaRabu (13/3/2024)

Anggota Komisi VII DPR RI Maman meminta SKK Migas untuk meninjau kembali target 1 juta barel minyak per hari pada 2030. Ketika menyampaikan kritik tersebut, Maman menilai pemerintah terlalu optimistis, terlebih dengan capaian lifting minyak pada 2023 yang berada di bawah target.

Kritik tersebut juga telah menuai respons dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji.

Tutuka meminta kepada Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) untuk mengembangkan potensi sumber minyak di Lapangan Zulu.

“Volumenya bisa 800 juta–1 miliar (BOPD). Sumber daya itu bisa dikelola,” ujar Tutuka di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Permintaan tersebut bertujuan untuk mendongkrak produksi minyak nasional guna merealisasikan target 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030. (Kds)