Kunjungi TBM Mahasiswa UI Asal Jepang dan Korsel Tularkan Semangat Belajar pada Anak-anak Bukit Duri

by
TBM Bukit Duri photo bersama saat menerima dua Mahasiswa UI asal Jepang dan Korsel. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang berasal dari Jepang dan Korea Selatan atau Korsel, didampingi mahasiswa UI asal Indonesia dan pegiat budaya serta literasi teknologi informasi, berkunjung ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita di kawasan Bukit Duri Tanjakan, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024). Mereka ingin melihat aktivitas sebagian anak-anak Jakarta.

Rupanya mereka kagum dengan keberanian dan kebolehan anak-anak yang biasa berlajar dan bermain di TBM Bukit Duri Bercerita.
Mahasaiswa asal Jepang, Yuki Ogiono dan mahasiswa asal Korsel, Hyun Bin, memperkenalkan diri dalam bahasa masing-masing, yang kemudian mereka terjemahkan sendiri dalam Bahasa Indonesia. Anak-anak yang rata-rata usia kelas 1 – 6 SD dan beberapa siswa SMP, langsung merespons dengan tepuk tangan dan teriakan histeris, seperti melihat artis.

Setelah Yuki dan Hyun Bin, mahasiswa UI asal Indonesia, David juga mengenalkan diri dalam Bahasa Rusia, maklum dia mengambil jurusan Sastera Rusia di Fakultas Ilmu Bahasa (FIB) UI. Tak lama kemudian diterjemahkan sendiri dalam Bahasa Indonesia.

Acara perkenalan ini dipandu Kak Ilham, mahasiswa Sastra China FIB UI yang kini tengah cuti dan bekerja di Novel Maxnovel dan juga pegiat media sosial (Medsos), Kak Cendekia.

Para mahasiswa ini secara langsung mengenalkan ahasa asing, terutama Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Bahasa Korea kepada anak-anak lewat dialog singkat. Sejumlah anak-anak diminta juga mengenalkan diri sambil dipandu dengan Bahasa Jepang dan Korea.

Suka cita terlihat pada raut anak-anak, karena bisa langsung berdialog dengan mahasiswa asing. Sambil berbincang santai, para mahasiswa asing dan Indonesia ini memberikan motivasi kepada anak-anak untuk rajin membaca dan meraih mimpi sekolah yang tinggi.

“Ada yang mau ke Jepang atau Korsel?” tanya Kak Ilham, sejurus kemudian anak-anak angkat tangan dan menjawab, ‘Saya kak…”.

Beberapa hari sebelum kedatangan para mahasiswa ini, anak-anak mempersiapkan diri dengan latihan bernayanyi dan performance. Mereka ingin menujukkan kebolehan dan keberaniannya tampil di hadapan tamu, khususnya mahasiswa UI ini.

Secara bergantian, mereka memang tampil bernyanyi di halaman depan rumah pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih atau Kak Ning-Nong, yang di dirancang seperti panggung acara. Para mahasiswa yang menyaksikan penampilan anak-anak ini memberikan tepuk tangan dan sesekali mengambil gambar dan video.

Setiap penampil diberikan apresiasi khusus yakni foto bersama dengan mahasiswa UI asal Jepang dna Korsel. Dalam beberapa kali penampilan, mahasiswa asal Jepang, Yuki Ogiono, mengaku terkesan dengan keberanin dan penampilan anak-anak.

“Saya terkesan sikap anak-anak di situ. Mereka mendengarkan cerita orang yang lain. Jadi saya merasa nyaman ketika saya menampilkan cerita atau bernyanyi,” kata Yuki.

Selain menonton, Yuki juga menyumbang lagu berbahasa jepang yang membuat semua penonton terdiam dan terpukau dengan suara emas Yuki. Akhirnya anak-anak pun ikut menyanyikan lagu yang dibawakan Yuki.

Hyun Bin, mahasiswa UI asal Korsel juga mengungkapkan penilaian yang sama. “Luar biasa anak-anak, karena berani tampil dan tidak malu-malu untuk menanyakan banyak hal pada kami,” katanya.

Begitu juga David, mahasiswa UI asal Manado ini sangat senang berada di TBM Bukit Duri Bercerita, karena bisa melihat anak-anak Jakarta dalam perspektif lain. “Meski banyak yang pegang HP, tapi mereka larut dalam acara santai yang mengembirakan,” katanya.

Selalu Ada Pengalaan Berharga

TBM Bukit Duri photo bersama saat menerima dua Mahasiswa UI asal Jepang dan Korsel. (Foto: Istimewa)

Influencer Medsos, Kak Cen yang sudah kali kedua ke TBM Bukit Duri Bercerita ini mengatakan, selalu senang bila melihat anak-anak TBM tampil dengan percaya diri. “Ini modal bagi mereka untuk terus mengasah kemampuan seni dan budaya. Ditambah kebiasaan membaca yang terus dipompa di TBM ini,” ujarnya.

Kak Cen mengungkapkan, sebagai anak kampung yang besar tumbuh di pelosok Sumatera dan kemudian mengambil keputusan merantau di usia 16 tahun membuat dirinya menyadari betapa pentingnya bahasa, karena bahasa bisa menghubungkan kita dengan banyak kesempatan luar biasa.

“Acara kunjungan ini adalah titik mula yang sangat baik untuk anak-anak di TBM Bukit Duri Bercerita untuk memulai membangun mimpinya,” katanya.

Kak Ilham yang sering menjadi pemandu mahasiswa asing yang sedang exchange ke UI mengatakan, sangat senang di hari libur pencoblosan Pemilu, dapat meluangkan waktu mendampingi para mahasiswa asing ke TBM Bukit Duri Bercerita. “Meski sudah beberapa kali ke sini, rasanya tidak bosan, bahkan selalu kami pulang larut malam, asyik berbincang soal motivasi dan literasi media,” ujarnya.

Kak Ilham mengatakan, setelah selesai belajar sambil bermain, juga melihat telah adanya presiden yang baru untuk Indonesia.

Namun siapa pun presidennya, Kak Ilham berharap semua akan tetap menjadi orang yang bergerak akan peduli ilmu dan budaya untuk sekitar, mengabdikan diri dan memberikan kesempatan belajar untuk mereka adik-adik merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan.

“Adanya kita memberikan warna untuk mereka, adanya mereka memberikan cerita baru untuk kita, mari belajar sambil bermain di TBM Bukit Duri Bercerita, TBM ini sudah seperti rumah bagi kita,” ujar Kak Ilham.

Sedangkan pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Kak Ning-Nong mengatakan dirinya sangat senang bisa menjadi tuan rumah bagi para mahasiswa. Begitu juga anak-anak, selau menanti kedatangan tamu mahasiswa dari berbagai negara, karena itu membangkitkan semangat mereka.

“Ini pengalaman luar biasa, semoga terus bisa menjalin kerja sama.” kata Kak Ning Nong yang megungkapkan kalau beberapa waktu lalu, juga difasilitasi Kak Ilham, ada sejumlah mahasiswa UI asal China, Prancis, Italy, dan juga Korsel yang berkunjung dan melihat serta menyaksikan anak-anak di TBM bermain, bernnyayi, dan juga berdialog.

“Anak-anak menyerap pengalaman ini dan punya keinginan kuat untuk bisa kuliah nanti,” demikian jelas Kak Ning Nong. (Ery)