Merasa Telah Menyakiti Hati Rakyatnya, Presiden Hungaria Katalin Novak  Mengundurkan Diri

by
Presiden Hungaria Katalin Novak. (Foto: google)

BERITABUANA.CO, BUDAPEST – Presiden Hungaria Katalin Novak resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran dirinya itu dia katakan melalui sebuah siaran televisi.

Katalin Novak sendiri mundur karena merasa bersalah melalui kebijakannya yang kontroversial mengampuni seorang pria yang dihukum karena menutupi kasus pelecehan seksual terhadap seorang anak.

Kebijakan kontroversialnya sendiri terungkap karena Novak memberikan grasi kepada seorang pria yang dipenjara karena kasus pelecehan anak.

Dilansir dari laman BBC pada Minggu (11/2/2024), kebijakannya itu sontak mengundang protes massa dan  banyak yang menyerukan agar dia mundur sebagai presiden Hungaria.

Kemudian ovak pun meminta maaf dan mengatakan, dia sudah melakukan “kesalahan” dalam memberikan pengampunan kepada pelaku kekerasan seksual.
Judit Varga, mantan menteri kehakiman yang menyetujui pengampunan tersebut, juga mengundurkan diri dari peran posisinya.
Kontroversi yang menyebabkan pengunduran diri tersebut terjadi setelah nama 25 orang yang diampuni oleh Novak pada April tahun lalu, usai kunjungan Paus Fransiskus ke Hungaria.
Dalam daftar terpidana adalah wakil direktur panti asuhan dekat Budapest, yang telah dipenjara selama tiga tahun setelah memaksa anak-anak untuk mencabut klaim pelecehan terhadap direktur panti tersebut.
Direktur tersebut sendiri telah dipenjara selama delapan tahun karena menganiaya anak-anak di fasilitas yang dikelola pemerintah.

Partai-partai oposisi dan pengunjuk rasa di Hungaria menuntut pengunduran dirinya, namun keputusan Novak untuk melakukan hal tersebut sangat mendadak dan tidak terduga.

Novak adalah tokoh populer di Fidesz dan politisi perempuan yang langka di negara yang didominasi laki-laki. Dia adalah sekutu utama Orban dari Hungaria dan sebelumnya bekerja sebagai menteri di negara tersebut.
Pada tahun 2022, ia menjadi wanita pertama yang memegang peran seremonial sebagai presiden Hungaria.
Kasus ini telah menimbulkan skandal politik yang belum pernah terjadi sebelumnya di pemerintahan nasionalis Hungaria. (Kds)