Wamen LHK Alue Dohong: Kolaborasi Pentahelix, Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan

by
Wamen LHK Alue Dohong saat menyampaikan sambutan dalam kolaborasi pentahelix di Kab. Magetan. (Foto: Humas KLHK)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan kolaborasi pentahelix guna mendorong pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil da dan Menengah (UMKM) diberbagai daerah dengan melakukan penanaman pohon bambu. Kolaborasi kali ini dilakukan di Kebun Raya Bambu Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Senin (5/2/2024) kemarin, yang meliputi Pemerintah Pusat dan Daerah, komunitas masyarakat, dunia usaha, generasi muda, akademisi, dan media.

Dalam siaran pers resmi KLHK yang diterima berirabuana.co, Selasa (6/2/2024), acara kolaborasi pentahelix dipimpin oleh Wakil Menteri LHK, Alue Dohong.

Wamen LHK Alue Dohong mengatakan acara dimaksud sejalan dengan rangkaian kegiatan penanaman pohon yang telah dilakukan sejak 30 Desember 2023 yang lalu, sekaligus melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk terus melakukan penanaman di sepanjang musim penghujan tahun 2023-2024.

“Kegiatan ini merupakan wujud realisasi dari kolaborasi pentahelix, sekaligus menjadi salah satu langkah efektif menghadapi triple planetary crisis yaitu, perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati,” sebut dia.

Apalagi ketiganya, menurut Alue Dohong, saling terkait dan sangat mendesak untuk diatasi. Sebab dalam situasi krisis seperti ini, semua pihak harus mengedepankan paradigma kolaborasi dan kerjasama.

‘Keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim, ketahanan pangan, energi dan kesejahteraan seluruh mahluk hidup,” ujarnya.

Satu-satunya Ikon Pariwisata

Wamen LHK Alue Dohong saat melakukan acara penanaman pohon bambu bersama Pemkab Magetang dan berbagai pihak dalam kolaborasi pentahelix guna mendorong pemberdayaan UMKM. (Foto: Humas KLHK)

Menyinggung Kebun Raya Bambu di Magetan, Wamen Alue Dohong mengatakan, ide membuat merupakan ide yang sangat brilian, karena ini akan menjadi kebun raya bambu pertama di Indonesia. Untuk itu ia berharap ke depan bambu yang ditanam menjadi database sebagai adopsi pohon yang akan dikenang oleh si penanam dan generasi mendatang.

“Saya ingin Kebun Raya Bambu Magetan yang merupakan satu-satunya di Indonesia menjadi ikon pariwisata untuk Kabupaten Magetan.
Kami terus mengingatkan bahwa langkah konkret dengan mengedepankan kolaborasi dan semangat kerja sama, merupakan bagian dari kewajiban kita bersama untuk melindungi dan merawat bumi yang lebih baik dan sehat,” jelas Alue.

Sedang perwakilan dari SKK Migas, Febrian Insani menyatakan bahwa penanaman di Kebun Raya Bambu Magetan merupakan bagian dari komitmen di sisi hulu migas. Program penanaman pohon yang dilakukan oleh industri Migas, menurut dia, selalu meningkat kegiatan menanam pohon merupakan hal yang sangat baik.

“Kami menekankan kepada masyarakat bahwa kegiatan migas bukan hanya mengeksploitasi apa yang ada di dalam bumi, tapi juga fokus dan peduli terhadap bagaimana kelangsungan lingkungan yang ada di atas permukaan,” pungkas Febrian.

Tambah Tutupan Lahan

Pj Bupati Magetan, Hergunadi dalam sambutannya mengungkapkan bahwa ruang terbuka hijau menjadi salah satu fungsi penting dalam alokasi setiap wilayah, yang berfungsi menjaga kesinambungan ekosistem sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu 30% dari luas wilayah.

“Saat ini di Magetan baru mencapai 16% dan masih kurang 14%, sehingga diperlukan kegiatan-kegiatan seperti ini untuk memenuhi aturan atau tuntutan dalam penyusunan RTRW. Hal ini sebagai upaya menambah tutupan lahan untuk menaikan IKLH Kabupaten Magetan.

“Selain itu, di Kabupaten Magetan mulai diterapkan kewajiban menanam pohon bagi ASN yang baru masuk dan naik pangkat, serta para pengantin yang mendaftarkan pernikahan,” demikian Pj Bupati Magetan.

Penanaman dihadiri oleh Wakil Menteri LHK, Alue Dohong; Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Sigit Reliantoro; Pj. Bupati Mageran, Hergunadi; Ketua Yayasan Bambu Indonesia, Jatnika Nagamiharja; pimpinan SKK Migas, jajaran pimpinan Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan, dunia usaha, serta masyarakat. (Ery)