Sanggam Hutapea: Jadikan Danau Toba Wisata Kelas Dunia, Tak Segampang Membalikkan Telapak Tangan

by
Pemerhati dan Pelaku Pariwisata, Ir. Sanggamm Hutapea, MM.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Lebih kurang sembilan tahun Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menggencarkan pengembangan pariwisata Indonesia, dengan fokus ke 10 Destinasi Wisata Prioritas. Dan, salah satu dari 10 destinasi wisata jadi super prioritas adalah Danau Toba yang merupakan danau hasil letusan supervulkanik dari Gunung Toba yang sangat dahsyat pada puluhan ribu tahun lalu.

Demikian diungkapkan kembali pemerhati dan pelaku pariwisata Ir. Sanggam Hutapea, MM, saat bincang-bincang dengan wartawan di akhir tahun 2023, Jumat (29/12/2023) di Jakarta.

Lanjut Sanggam, sejak penetapan Danau Toba sebagai destinasi prioritas oleh Presiden Jokowi, pembangunan infrasturktur digenjot, seperti membangun jalan tol guna memperpendek jarak tempuh ke Danau Toba. Demikian juga dengan pembangunan Bandar Udara Internasional Sisingamangaraja XII di Silangit, Siborong-borong Tapanuli Utara, yang makin mendekatkan wisatawan bisa langsung menikmati keindahan kawasan Danau Toba.

“Transportasi di danau juga sudah membaik dan memadai, apa lagi dengan kehadiran beberapa kapal penyeberangan yang diluncurkan di beberapa lokasi, seperti kapal penyeberangan dari Tigaras Kebupaten Simalungun ke Samosir, penyeberangan dari Muara ke Samosir, penambahaan kapal penyeberangan dari Ajibata ke Ambarita, Samosir, serta ketersediaan kapal-kapal milik pengusaha lokal yang sudah memenuhi syarat laik berlayar,” sebutnya.

Namun sayang, kata Sanggam, kawasan Danau Toba sebagai obyek yang diandalkan menjadi daya tarik mendatangkan wisatawan, masih hanya monoton mengandalkan keindahan alamnya saja. Sementara potensi lainnya yang ada di kawasan tersebut, seperti berbagai situs budaya dan agrowisata yang mengandalkan sektor pertanian belum dikemas.

“Menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata kelas dunia, tidak cukup hanya mengandalkan keindahan alamnya, tetapi berbagai potensi lainnya yang ada di kawasan Danau Toba, harus digali dan dikembangkan,” tegas dia lagi.

Sebab bila hanya menjual keindahan alam Danau Toba saja kepada wisatawan untuk datang berkunjung, menurut Sanggam, tidak akan membuat wisatawan betah berlama-lama tinggal di kawasan Danau Toba.

“Paling dua atau tiga hari saja betah menikmati keindahan alam Danau Toba,’ ujar alumni Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada (UGM) yang selalu vokal menyuarakan pengembangan pariwisata Indonesia, khususnya Danau Toba.

Memang diakuinya, berbagai upaya dilakukan untuk memperomosikan kawasan Danau Toba, bahkan untuk pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan dunia balap perahu motor F1 Powerboat (F1H20) yang digelar di Danau Toba pada 25-26 Februari 2023 dan Aquabike Jetski World Championship 2023 di Danau Toba pada 22-26 November 2023. Namun usai kedua event itu, kawasan Danau Toba kembali sepi.

“Sayangnya, pasca event dunia itu, kawasan Danau Toba sepi kembali. Jadi masih banyak yang harus dibenahi dan hal itu butuh waktu lama. Nah, sebagai tahapan menuju wisata kelas dunia, saya berharap agar Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan presiden (Pilpers) 2024 mendatang, lebih memfokuskan mendatangkan wisatawan nusantara ke Danau Toba, sembari melakukan pengembangan dan pembenahan kawasan Danau Toba,” imbuhnya lagi.

Bahkan, Sanggam lebih mendorong promosi diintensifkan untuk pasar domestik dengan melakukan rekayasa-rekayasa mendatangkan wisatawan ke Danau Toba. Untuk itu, tujuh kabupaten yang bersentuhan langsung dengan kawasan Danau Toba yakni Kabupaten Samosir, Dairi, Tanah Karo, Simalungun, Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara harus menjalin kerjasama permanen untuk membangun destinasi wisata di kawasan Danau Toba.

“Kesepakatan itu perlu agar ketujuh kabupaten itu tidak mengedepankan ego dan bersaing, tetapi harus saling melengkapi, sehingga setiap wisatawan yang berkunjung ke kawasan Danau Toba tidak hanya singgah di beberapa destinasi wisata saja. Artinya setiap daerah mampu menghadirkan destinasi-destinansi yang menjadi daya tarik dan punya khas daerah masing-masing dan tidak saling berkompetisi,” paparnya.

Sisi Promosi

Sanggam Hutapea mengingatkan Pemerintah sebelum Presiden Jokowi, Danau Toba hampir tidak pernah lagi diperhatikan, sehingga  sudah sekitar puluhan tahun agenda pariwisata dunia melupakan Danau Toba.

Misalnya, mereka-mereka yang dulu mengenal Danau Toba 20 tahun lalu tentu sudah tua. Karena sudah 20 tahun terputus. Untuk itu diperlukan terobosan guna mengenalkan pariwisata Danau Toba ke pasar potensial, demikian Sanggam Hutapea. (Ery)