Jika Gandeng Gibran, Kiai NU: Prabowo akan Ditinggalkan Warga NU

by
Baliho Prabowo-Gibran yang terpampang di Kota Labuan Bajo. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA– Ketua Umum (Ketum), Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih belum menentukan pasangan cawapresnya untuk maju pada Pilpres 2024 hingga saat ini. Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) tentu tak mau salah pilih dalam mengusung Cawapres.

Setidaknya, ada tiga nama yang diisukan akan digandeng Prabowo, yaitu Gibran Rakabuming Raka, Erick Thohir, dan Khofifah Indar Parawansa. Namun, jika Prabowo memilih Gibran sebagai pasangannya, maka Prabowo dinilai akan ditinggalkan orang-orang NU.

“Saya pikir kalau Pak Prabowo berpasangan dengan putri Puan atau Gibran itu akan hilang suara NU-nya. Bukan hanya NU, mungkin suara non-NU pun akan berkurang, itu pendapat saya,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Mojosari, KH Musyaffak Fauzi kepada wartawan, Kamis kemarin.

Hal itu disampaikan Kiai Musyaffak berdasarkan suara batinnya. Apalagi, dia melihat Gibran sejauh ini masih kurang dekat dengan komunitas NU dan jarang bersilaturrahim dengan pesantren.

“Ya suara bataniyah lah pokoknya begitu (akan ditinggalkan orang NU), gak tahu kenapa. Apalagi Gibran selama ini kurang dekat dengan NU dan kurang bersilaturrahim dengan pesantren-pesantren,” ucap Kiai Musyaffak.

Menurutnya, jika mau menggaet suara orang-orang NU pada Pilpres mendatang, justru ada dua orang yang bisa digandeng Prabowo, yaitu Erick Thohir dan Khofifah.

“Ya kalau gak Erick ya khofifah, dua itu yang punya kedekatan dengan NU,” tutur Kiai Musyaffak.

Terlalu Muda

Dia menambahkan, sebagai penguasa sebenarnya wajar saja jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan putranya untuk meneruskan kekuasannya. Namun, menurut dia, Gibran masih terlalu muda.

“Pak Jokowi kan manusia biasa. Wajar-wajar saja kalau ingin anaknya ingin meneruskan, tapi harus melihat kan masih muda, jangan dipaksakan lah,” jelas Kiai Musyaffak.

Ia pun berharap kepemimpinan Presiden Jokowi tidak berakhir buruk hanya karena mencalonkan putranya sebagai Cawapres pada Pilpres kali ini.

“Jadi harus dilihat-lihat juga, layak tidak untuk masyarakat. Mungkin perlu berpikir jernih. Selama ini masyarakat kan mengelu-elukan, nanti setelah ini malah menjadi ‘Su’ul Khotimah’ gara-gara memaksakan putranya, kan kurang bagus juga,” pungkasnya. (Rls)